Jurnaljatengdiynews.com- Kudus, beralamatkan di desa Bacin sebelah selatan Lapangan , pada 30 April 2020 menjadi hari bersejarah bagi lahirnya Wedang Rempah Marem Jaya, sebuah usaha kecil yang lahir di tengah kondisi dunia yang luar biasa berat. Saat itu, Indonesia dan banyak negara lainnya sedang berada di puncak pandemi COVID-19. Suasana mencekam menyelimuti masyarakat—rumah sakit penuh, kematian terjadi setiap hari, dan kebijakan lockdown membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Dalam suasana penuh kecemasan itulah, Hj. Suparni dan suaminya, H. Sunarto, menggagas sebuah ide sederhana namun penuh makna: membuat dan menjual wedang rempah tradisional yang berkhasiat untuk menjaga daya tahan tubuh. Ramuan alami warisan leluhur ini menjadi harapan baru di tengah rasa takut yang melanda masyarakat.
Usaha ini bukan hanya sekadar jualan minuman, tetapi juga bentuk ikhtiar sosial dan spiritual. Nama Marem Jaya dipilih oleh H. Sunarto, yang menggambarkan falsafah Jawa mendalam:
“Marem” berarti puas dan lega hati, “Jaya” berarti kejayaan yang abadi dan terang.
Harapannya, usaha ini bisa memberi rasa puas, manfaat, dan keberkahan bagi siapa pun yang menikmatinya, serta mampu bertahan dan berjaya dalam jangka panjang.
Meski banyak usaha serupa berguguran karena pandemi, Wedang Rempah Marem Jaya tetap bertahan. Kualitas rasa, manfaat kesehatan, serta niat tulus untuk membantu sesama menjadi fondasi kuat dalam perjalanan usahanya.
Kini, setelah 5 tahun berjalan, Marem Jaya telah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Ia bukan sekadar minuman, melainkan simbol harapan, ketahanan, dan keberkahan dari sebuah ikhtiar kecil di masa krisis.
Oleh: Rochmad Taufik