Jurnalljatengdiynews.com Kudus- “Krisis bukan untuk ditakuti, tapi untuk dipecahkan. Dan solusi itu lahir dari keberanian berpikir beda dan bertindak nyata.”
Kudus, 29 April 2025 — Sebuah pertemuan penuh makna terselenggara di Resto Ulamsari Kudus. Tak sekadar Halal Bihalal, acara ini menjadi momentum kebangkitan dan transformasi organisasi IIBF (Indonesian Islamic Business Forum) Kudus. Di tengah suhu ekonomi global yang belum stabil, serah terima kepemimpinan dan pengukuhan pengurus baru periode 2025–2030 membawa warna baru: energi muda, keberanian, dan terobosan segar.
Ketua baru, Ganda Akbara, seorang pengusaha muda yang memulai bisnis dari bilik kamar, kini memimpin forum yang menaungi para pengusaha Muslim Kudus. Dalam pidato perdananya, ia menegaskan bahwa generasi muda bukan hanya pewaris masa depan—mereka adalah pencipta masa depan. “Kita tidak bisa menunggu krisis selesai. Justru di tengah badai, kita harus belajar menjadi pelaut ulung,” katanya.
Ganda bukan bicara kosong. Ia dikenal sebagai sosok kreatif yang, saat pandemi melumpuhkan banyak usaha, justru melahirkan platform digital untuk UMKM lokal agar tetap berjualan secara daring. Ia menggabungkan nilai-nilai spiritual dengan keahlian teknologi. “Berpegang pada Qur’an dan sunnah, tapi bertindak dengan kecerdasan zaman,” ungkapnya.
Salah satu terobosan besar yang akan didorong kepengurusan baru adalah revitalisasi Leader Forum —sebuah ruang tumbuh bersama bagi para pengusaha muda dengan metode mentoring, kolaborasi proyek, dan pembinaan karakter. Di tangan generasi Z dan milenial, forum ini bukan hanya ajang diskusi, tapi laboratorium aksi.
“Kami ingin mencetak pengusaha yang tak hanya sukses di pasar lokal, tapi juga tahan banting secara spiritual dan mental, serta punya daya saing global,” jelas Ganda. Ia percaya bahwa kunci sukses bukan hanya pada ide yang luar biasa, tapi pada keteguhan iman, kecerdikan membaca peluang, dan kecepatan beradaptasi.
Salah satu peserta, Rahma, pemilik usaha eco-printing dari Pati, mengaku terinspirasi. “Saya sadar bahwa krisis ini bukan hambatan, tapi bahan bakar untuk inovasi. Saya akan ubah limbah jadi peluang, dan cerita usaha saya jadi berkah bagi banyak orang,” ujarnya usai acara.
Ketika rembulan menyapa malam, suasana hangat mushafahah mengiringi sesi foto bersama. Tapi semua yang hadir tahu: ini bukan akhir acara. Ini adalah awal dari gerakan besar—berawal dari Halal Bihalal, menuju lahirnya pengusaha-pengusaha Muslim berkelas dunia yang handal, tangguh, dan penuh nilai.(Rmd TF)