Jurnaljatengdiynews.com.-Kudus – Mahmud adalah seorang pemuda asal Kebumen yang sejak muda sudah memiliki jiwa wirausaha yang kuat. Saat kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bogor jurusan Teknik Kimia, ia tak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif berjualan di depan pabrik. Teman-temannya mungkin memilih bersantai di mal sepulang kuliah, tetapi Mahmud sibuk mencari peluang bisnis.
Setelah lulus, banyak perusahaan besar seperti Krakatau Steel dan perusahaan pertahanan lainnya menawarinya pekerjaan. Namun, Mahmud merasa dunia korporasi bukanlah panggilannya. Ia lebih tertarik membangun usaha sendiri.
*Merintis Usaha dari Nol*
Keputusan besar dalam hidupnya datang ketika ia menikah dengan seorang wanita asal Kudus pujaan hatinyanya. Sang mertua memberinya syarat, jika ingin menikahi anaknya, Mahmud harus tinggal di Kudus. Ini menjadi tantangan besar baginya sebagai perantau tanpa kenalan dan modal yang besar. Namun, dengan mental pantang menyerah, Mahmud mulai dari nol dengan berjualan ayam goreng ala fried chicken menggunakan gerobak.
Ia belajar meracik resep dari YouTube dan melakukan berbagai eksperimen hingga menemukan formula ayam goreng yang gurih dan lezat. Usaha kecilnya berkembang pesat—dari satu gerobak menjadi delapan unit hanya dalam waktu tiga tahun. Puluhan orang bisa ia pekerjakan, dan bisnisnya mulai melejit.
*Ekspansi Bisnis yang Spektakuler*
Keberhasilan usaha ayam goreng membuka pintu bagi bisnis lainnya. Mahmud kemudian merambah ke usaha penjualan degan (kelapa muda). Dalam waktu kurang dari satu tahun, ia berhasil membuka tiga cabang dengan omset ratusan juta rupiah per bulan.
Tidak berhenti di situ, Mahmud melihat peluang di bidang kuliner lainnya. Ia membuka warung sayur dan lauk di daerah Pajang, Kudus. Warung ini menyediakan aneka kudapan khas seperti botok dan sayur, yang selalu ramai pengunjung hingga antrian mengular setiap pagi.
Seiring berkembangnya teknologi digital, Mahmud juga memanfaatkan internet untuk bisnisnya. Ia meluncurkan layanan katering online dan berhasil mendapatkan order besar dari MMC TV untuk acara roadshow di berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
*Berkembang ke Restoran dan Pariwisata*
Saat pandemi COVID-19 melanda, Mahmud justru melihat peluang baru. Ia menyewa lahan di Lau Dawe, Kudus, dan membuka restoran bernama Mbok Tien Resto , yang menyajikan makanan khas kampung dengan harga terjangkau. Restoran ini menjadi destinasi favorit wisatawan, terutama rombongan bus pariwisata yang berkunjung ke Makam Sunan Muria.
Kesuksesannya di bidang kuliner membuat Mahmud semakin dikenal sebagai pengusaha muda yang inovatif. Ia kemudian dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Industri Pariwisata Kudus (APITA), di mana ia mengembangkan konsep wisata edukasi berbasis kuliner dan ekowisata.
*Menjadi Mentor bagi Generasi Muda*
Selain sukses sebagai pengusaha, Mahmud juga peduli terhadap pengembangan generasi muda. Ia aktif mengisi seminar dan pelatihan bisnis di sekolah-sekolah serta perguruan tinggi. Bersama komunitas bisnis IIBF, ia membimbing anak-anak muda agar memiliki mental pengusaha yang kuat dan berkarakter.
Mahmud adalah bukti nyata bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari kekayaan, tetapi juga dari manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat. Dengan kerja keras, ketekunan, dan kepedulian sosial, ia berhasil menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Dari seorang mahasiswa yang berjualan di pinggir jalan hingga menjadi pengusaha besar dan mentor bisnis, kisah Mahmud membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi mereka yang berani bermimpi dan bertindak. (Rochmad Taufik)
https://vt.tiktok.com/ZSM1WxJUx/