Jurnaljatengdiynews.com- Magelang Lembah Kamulyan & Lembah Andong Keselamatan, 18 Juni 2025 – Selama lima hari, dari tanggal 14 hingga 18 Juni 2025, suasana di dua lembah sejuk nan subur di lereng pegunungan ini terasa luar biasa hidup. Sebanyak 60 peserta dari seluruh penjuru Nusantara—dari Medan hingga Buton, dari Sumedang hingga Surabaya—mengikuti Pelatihan Akbar Mengkader Petani Hebat yang difokuskan pada penerapan Ekosistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming).
Di bawah bimbingan tokoh legendaris pertanian Indonesia, Bayudiningrat, yang dikenal sebagai “penyelamat petani Indonesia”, pelatihan ini bukan sekadar transfer ilmu. Lebih dari itu, ia adalah ladang penyemaian semangat juang, kemandirian pangan, dan keikhlasan yang berpijak pada kepasrahan kepada Allah SWT.
*Hari Puncak, Tanya Jawab, Tertawa, dan Tetes Air Mata*
Hari Rabu, 18 Juni 2025 menjadi puncak kegiatan yang sangat berkesan. Seluruh peserta diberikan kesempatan berdialog langsung dengan sang Maha Guru Bayu Hadiningrat dalam sesi tanya jawab seharian penuh. Topik yang dibahas pun sangat praktikal, mulai dari pertanian, perkebunan, pembuatan pupuk organik, budidaya tanaman hortikultura, hingga resep-resep obat herbal ala kampung.
Senyum-senyum kebahagiaan tak bisa disembunyikan, termasuk dari sahabat Arman asal Buton, Sulawesi Tenggara. “Saya nambah terus makan, ini enak banget, Pak. Serasa pengen satu hari lagi pelatihannya,” ujarnya sambil tertawa puas. Selama lima hari, semua menu yang disajikan adalah makanan organik, sehat, dan lezat.
*Serah Terima Sertifikat dan Momen Lebaran Kecil*
Acara diakhiri dengan prosesi penyerahan sertifikat pelatihan dan sesi foto bersama mentor utama. Momen yang paling menyentuh adalah saat doa penutup yang dipimpin oleh Mas Sujadmoko, sang ketua kelas asal Purwokerto. Suaranya yang khas mirip penyanyi legendaris Iwan Fals mengantarkan nuansa haru. Apalagi ketika ia memimpin nyanyian Mars Bangga Jadi Petani yang menggugah semangat dan membuat seisi aula kompak bernyanyi.
Layaknya hari raya, seluruh peserta berpelukan dan bersalam-salaman. Tidak sedikit yang menitikkan air mata. “Rasanya seperti Idul Fitri… kami pulang dengan semangat dan keluarga baru,” ujar Bu Yanti dari Cilacap.
*Malam Evaluasi Penuh Tawa, Kisah Solihin & Urin Kohe*
Salah satu momen paling lucu dan membekas terjadi di malam evaluasi, usai makan sore. Evaluasi dipimpin oleh mentor Mas KB dari BSM, yang mengajak tiap kelompok menyampaikan hasil praktek pembuatan pupuk organik hari itu.
Saat giliran kelompok 4 maju, ketua kelompok Mas Moko langsung membuka dengan lagu Mars Petani BSM dalam bahasa ngapak yang kocak dan penuh semangat:
*> Aku mau jadi petani*
*Aku bangga jadi petani*
*Karena aku cinta* *Indonesia*
*Indonesiaku jaya sejahtera!*
Tawa pun pecah ketika Mas Moko menceritakan pengalaman anggota timnya—Mas Solihin—yang saking semangatnya praktek membuat pupuk organik, sampai mencuci tangan pakai air campuran kohe dan urin. “Wis pokoke niat… uripe kanggo petani!” ucapnya dengan logat ngapak, membuat seluruh aula tergelak.
*Bangga Jadi Petani, Cinta Indonesia*
Pelatihan ini bukan sekadar soal pertanian. Ia adalah pergerakan. Gerakan untuk menjadikan petani hebat sebagai pilar utama kemandirian bangsa. Dari Lembah Kamulyan, suara lantang peserta menggema:
*> “Bertani adalah perjuangan!*
*Berjibaku dalam kemuliaan!*
*Karena ini perintah Tuhan!”*
Pelatihan telah usai, namun semangatnya baru saja dimulai. (Rochmad Taufiq.)