Jurnaljatengdiynews.com- Blora, 7 Mei 2025 – Bertempat di Meeting Room Resto Mr. Green, Jepon, Blora, Jawa Tengah, telah dilaksanakan kegiatan Diklat Ketahanan Pangan Berbasis Ekonomi Pertanian Terpadu dengan konsep Zero Cost. Acara ini menghadirkan para pegiat sosial dari seluruh karesidenan Pati yang meliputi Blora, Rembang, Pati, Kudus, dan Jepara. Tak kurang dari 36 peserta memadati ruang pertemuan dan mengikuti jalannya penyuluhan dengan penuh antusias.
Diklat ini mengusung pendekatan praktis berbasis kemandirian desa dan pertanian organik. Para peserta diperkenalkan pada konsep integrasi budidaya tanaman dan ternak seperti ayam kampung, domba, waluh kuning, bayam, kangkung, jagung, hingga ikan air tawar, yang seluruhnya dapat dikelola dengan prinsip zero cost alias nyaris tanpa modal.
Pemateri utama, Rochmad Taufik dan Mr. Sireng, menyampaikan rangkuman materi berbasis Panduan Diklat Petani BSM (Bangun Semangat Mandiri) dengan semangat “Menuju Kemandirian Pertanian Organik”. Materi yang disampaikan mencakup:
1. Lepas dari ketergantungan pupuk kimia melalui pembuatan POC dari limbah rumah tangga.
2. Strategi menabung melalui 10 ekor ayam menuju kemandirian finansial.
3. Budidaya jagung lokal seperti Jagung Madura untuk ketahanan benih dan pangan.
4. Skema pertanian syariah berbasis bagi hasil tanpa modal.
5. Pemanfaatan kebun 3×3 meter sebagai laboratorium gizi keluarga.
6. Limbah rumah tangga sebagai pupuk dan pakan ternak.
7. Potensi passive income dari sayuran seperti kangkung dan bayam.
Dari forum diskusi, tampak respon luar biasa dari para peserta. Hampir seluruh perwakilan sudah menginisiasi aksi nyata: mulai dari penanaman waluh kuning, kangkung, pisang, hingga ternak ayam kampung. Diskusi berlangsung hidup dengan pertanyaan kritis dan berbagai pengalaman lapangan yang dibagikan antar peserta.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu kebangkitan pertanian berbasis komunitas, memaksimalkan aset lokal, serta membangun ekonomi desa yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Pertanian adalah jalan hidup, bukan sekadar profesi. Mandiri pangan adalah fondasi peradaban,” ungkap Rochmad Taufik dalam penutupan acara.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, para peserta membawa pulang semangat baru, panduan praktis, dan jaringan kolaborasi yang siap mendukung program ketahanan pangan desa berbasis ekonomi kerakyatan. (Rochmad Taufik)