Jurnajatengdiynews.com. Kudus – Pagi itu Sabtu 9/11/24 , di ruang aula sebuah hotel di jantung Kota Gusjigang Kudus, suasana sudah riuh dengan canda dan obrolan penuh semangat dari berbagai penggiat sosial dan pengusaha sukses yang datang dari Pantura timur. Mereka adalah para anggota komunitas Kolosubo Pati Raya, berkumpul untuk meramu ide-ide baru dan menguatkan silaturahmi dalam acara ngopi ☕👍🏼bersama dari pagi hingga sore.
Para tokoh dari berbagai latar belakang hadir dalam pertemuan ini. Kang Taufiq, kru jurnalis Jurnajatengdiy, dan Mister Sireng, sosok yang tak asing di media lokal, tampak sibuk mendokumentasikan suasana. Hadir pula Mas Waluyo, pengusaha bakso “Rudal” dari Bakalan Krapyak, Kudus, yang tak hanya dikenal karena kelezatan baksonya, tapi juga kepeduliannya dalam mengelola panti asuhan di desanya. Ada pula Mas Kusno, juragan sabuk dan seragam sekolah dari Blora, serta Mas Saeful, ahli digital marketing dan pakar pantun dari Blora yang selalu punya kata-kata segar untuk menyemarakkan diskusi. Tak ketinggalan Mas DarNo, juragan snack dari Jepara; Mas Odi, ahli kimia; Mas Kus, pengusaha ikan dari Rembang; dan para konten kreator kreatif yang siap berbagi ide.
Topik utama diskusi hari itu adalah tentang program “Nabung Pisang dan Nabung Ayam Kampung,” yang diyakini bisa menjadi gerakan ekonomi dan ketahanan pangan menyambut era keemasan Kolosubo pada tahun 2025. Gagasan ini mendapat sambutan hangat dari peserta, termasuk Kang Hari, penggiat sosial sekaligus bos percetakan asal Kudus. Ia menyarankan agar menabung pisang dan ayam ini tidak hanya untuk tujuan ekonomi, tapi juga sebagai sarana silaturahmi yang bisa diwujudkan dalam seminar ketahanan pangan, mengundang para petinggi desa dan stakeholder di wilayah Pati Raya. Menurut nya nabung bibit pisang akan memiliki bunga hasil nabung bisa mencapai 300%, Kang Hari melihat potensi besar untuk menarik partisipasi masyarakat.
Berbeda dengan Kang Hari, Mas Kiswondo, seorang juragan parfum dan owner Snack Doran Pacul yang terkenal dari tlatah Wiroto Rembang, menawarkan gagasan berbagi bibit pisang ke masyarakat. “Bukan hanya menabung, tapi menyebarkan keberkahan dengan memberikan bibit ke masyarakat agar manfaatnya meluas,” usulnya, yang disambut senyum dan tepuk tangan.
Muhamin, pengusaha sayuran di Pasar Pedurungan yang sudah sukses, pun menambahkan kekhawatirannya soal pemasaran hasil panen pisang di kemudian hari. Menurutnya, penting untuk merancang sistem pemasaran yang kuat sejak awal, misalnya memanfaatkan platform iklan umroh yang dapat menarik lebih banyak donatur dan mitra bisnis.
Tak ketinggalan, Mas Hendri menekankan pentingnya menjadikan pertemuan ini sebagai langkah awal untuk menyatukan paguyuban Kolosubo Pati Raya. “Kolosubo itu adalah singkatan dari: Ko – kongkrit, Lo – logis, Su – sukses, bo – heboh. Kita ini komunitas yang harus bergerak dengan cara yang sederhana tapi berdampak besar,” tegasnya dengan penuh semangat.
Acara dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh mantan Pak RT, Ustadz Tri, memohon keberkahan untuk niat baik ini. Setelah serangkaian diskusi yang hangat dan penuh ide kreatif, acara diakhiri dengan pembacaan ikrar Kolosubo yang diucapkan serentak oleh seluruh peserta. Dengan lantang dan penuh keyakinan, mereka menyatakan komitmen untuk membawa komunitas ini mencapai tujuan besar dengan nilai kejujuran, kebersamaan, dan semangat berinovasi.
Acara ngopi hari itu bukan hanya ajang bertukar pikiran, tetapi menjadi titik awal dari pergerakan baru di bawah panji Kolosubo Pati Raya, menuju masa depan ekonomi yang lebih kokoh dan penuh peluang bagi seluruh lapisan, ((Rochmad Taufik)