Oleh Noerjoso*
Jurnaljatengdiynews.com- Magelang.-18/11/25. Dalam rentang perjalanan sejarah, tak terasa Muhammadiyah pada 18 November 2025 ini telah berusia 113 tahun. Usia yang tentu saja tak dapat dibilang kemarin sore. Muhammadiyah yang telah lahir terlebih dahulu daripada Republik ini tentu menjadi tempat yang patut untuk bercermin diri. Begitu pula dengan tulisan ini. Tulisan ini selain sebagai kado ulang tahun bagi Muhammadiyah, juga menjadi ajang refleksi, terutama dalam memandang sekolah sebagai pabrik yang mencetak generasi penerus bangsa. Mengapa hanya mengambil sekolah sebagai cermin diri? Bukankah Muhammadiyah juga memiliki klinik dan rumah sakit sebagai pelopor kesehatan dan panti asuhan sebagai pelopor kesejahteraan sosial? Orang awampun tentu tahu bahwa jumlah sekolah milik Muhammadiyah hanya terpaut sedikit saja dengan jumlah sekolah yang dimiliki oleh negara. Itu artinya sekolah itu penting. Dan jangan lupa bahwa bangsa ini tak dapat menepiskan begitu saja peran Muhammadiyah dalam mencetak generasi cerdas yang akan meneruskan kehidupan bangsa ini. Jadi clear ya kalau tulisan ini hanya menyorot sekolah saja.
Akhir-akhir ini kita dimiriskan oleh data yang tentu saja membelalakkan mata kita semua. Menurut penelitian tersebut, kemampuan literasi dan kecerdasan generasi muda bangsa ini standardnya jauh di bawah yang kita cita-citakan. Penyebabnya tentu saja beragam. Sekali lagi tulisan ini tidak hendak mengutarakan kembali penelitian tersebut yang apalagi telah ditulis sedemikian rinci. Tulisan ini justru akan melihat dari sudut pandang lain yang luput dari perhatian kita.
Kecerdasan tentu saja ada hubungannya dengan daya konsentrasi. Sementara itu daya konsentrasi erat hubungannya dengan suasana mental yang sulur-sulurnya berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan sekolah.
Kita semua tentu masih ingat, puluhan tahun yang lalu, suasana di sekitar sekolah tentulah masih sangat hijau dengan rerimbunan pohon, baik yang tumbuh di halaman sekolah maupun lingkungan penyangga sekolah. Yang Saya maksud dengan lingkungan penyangga sekolah adalah lingkungan fisik yang berradius 100 -500 meter dari sekolah. Lingkungan di sekitar sekolah saat itu dapat dibilang populasi pohon masihlah lebih dominan atau lebih banyak ketimbang rumah dan manusia berikut kendaraannya. Dengan begitu, lingkungan penyangga yang ada di sekitar sekolah masih cukup untuk mendukung kelangsungan belajar mengajar, terutama dalam membangun suasana mental siswa.
Mengapa saya bicara tentang populasi pohon dan lingkungan penyangga sekolah? Karena hal tersebut terkait langsung dengan daya konsentrasi yang itu berarti terhubung langsung dengan stimulus kecerdasan. Dan kita semua paham, sejak 20 tahun terakhir ini ada gejala bahwa lingkungan penyangga sekolah semakin berubah populasinya. Lingkungan sekolah dari hari ke hari semakin ditumbuhi oleh gedung-gedung perkantoran, -rumah-rumah warga, pusat niaga, pabrik-pabrik dan lingkungan fisik buatan yang lain. Populasi pohon bukan hanya menurun tetapi susut drastis jika tidak dapat dibilang habis sama sekali. Lingkuungan sekolah pun demikian. Halaman dari waktu ke waktu semakin ditumbuhi gedung dan bangunan fisik lainnya. Beberapa pohon peneduh yang dulu menghiasi sekolah bukan hanya telah ditebang tetapi juga dianggap mengganggu. Halaman sekolah dahulu biasanya ditumbuhi rumput, kini telah ditumbuhi paving blok terbuat dari semen. Itu masih mending. Beberapa sekolah justru menutupnya dengan aspal atau rabat beton sehingga tak ada lagi jalan resapan bagi air hujan.
Apakah benar tumbuhnya gedung, rumah dan bangunan fisik lain itulah yang menjadi penyebab terkikisnya kecerdasan generasi kita? Penjelasannya ternyata begini : Aktivitas metabolisme tubuh manusia yang berlangsung secara terus menerus agar aliran darah ke dalam otak tetap stabil ternyata memerlukan oksigen yang tentu saja diproduksi oleh tetumbuhan. Oksigen diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti aktivitas fisik, penyerapan makanan,membangun kekebalan tubuh, pemulihankondisi tubuh, aktivitas berpikir, juga penghancuran beberapa racun sisa metabolisme. Kekurangan O2 yang ditandai dengan keadaan hipoksia dapat menyebabkan metabolisme berlangsung tidak sempurna dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh termasuk jaringan otak. Dan cerita tentang Konsentrasi seseorang ternyata sangat dipengaruhi oleh besarnya volume Oksigen yang dihirup oleh setiap individu. Otak sangatlah rakus akan oksigen. Meskipun komposisi otak hanya 2persen dari total massa tubuh, tetapi otak justru menghabiskan 20 persen dari kebutuhan oksigen tubuh manusia. Itu artinya, seperlima dari suplai oksigen yang masuk saat bernapas akan langsung dikonsumsi oleh otak. Begitu besarnya kebutuhan otak akan oksigen sementara otak hanya memiliki sedikit oksigen cadangan. Hal inilah yang menyebabkan otak rentan mengalami kerusakan pada kondisi kekurangan oksigen. Jika sama sekali tidak mendapat suplai oksigen dalam waktu 3-7 menit saja, sel-sel otak akan mulai mengalami kematian. Otak manusia memiliki berat rata-rata 1,4 kg (1.400 gram)dan ada sekitar 100 miliar neuron atau terdapat sekitar 70 juta neuron per gram. Sel-sel ini harus mendapatkan oksigen penuh agar kerjanya maksimal. Menurut ahli neurologi , keunikan otak manusia dibandingkan dengan makhuk hiduplainnya adalah tingkat penggunaan energiyang sangat tinggi.
Ingat, makanan dan pola hidup yang sehat dapat meningkatkan jumlah oksigen di dalam tubuh. Para ahli menerangkan bahwa dengan olahraga pernapasan dapat meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen ke dalam darah. Dengan melakukan latihan pernapasan yang rutin, maka seseorang dapat melatih tubuh untuk meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah. Namun begitu, kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak dapat tercukupi maksimal karena minimnya jumlah oksigen yang tersedia di udara akibat adanya polusi udara. Kekurangan oksigen dapat menimbulkan banyak penyakit seperti kerusakan batangotak (traumatic brain injury) dan downsyndrome (keterbelakangan mental). Anak yang mengalami kekurangan oksigen biasanya dalam masa pertumbuhannya akan mengalami kesulitan belajar,ketidakmampuan berkonsentrasi, masalah keseimbangan dan koordinasi tubuh. Seorang ahli neuro science menjelaskan bahwa“konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal“, dan menurut beberapa ahli lainnya belajar merupakan suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Itu artinya bahwa belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkahlaku. Konsentrasi difokuskan pada fungsi jiwa terhadap suatu objek Maka konsentrasi merupakan salah satu aspek pendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik. Konsentrasi yang kurang akan mempengaruhi pembelajaran . Itu artinya bahwa konsentrasi belajar merupakan kemampuan pemusatan perhatian agar tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Perhatian siswa yang telah berfokus pada isi bahan belajar dan proses pembelajaran akan meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Daya serap yangtinggi akan meningkatkan kemampuan kognitif siswa, sehingga menghasilkan siswa yang berprestasi dan berdaya saing tinggi. Pada galibnya pemusatan pikiran adalah keadaan belajar yang membutuhkan ketenangan,kenyamanan, perhatian dan motivasi. ,
Di sisi yang lain konsentrasi sangat rentan akan adanya gangguan. Dan salah satu gangguan itu adalah minimnya ketersediaan oksigen di dalalm lingkungan sekolah. Sebab jika lingkungan sekolah minim oksigen maka akan mengakibatkan volume oksigen yang diikat dan dikirim ke otak menjadi semakin sedikit. Dan jika otak terus dipaksa untuk bekerja lebih keras lagi dalam situasi seperti itu, maka yang terjadi adalah terjadinya ketidakseimbangan antara otak kanan dan otak kiri yang akan menyebabkan kelelahan pada otak sehingga konsentrasi dalam belajar anak menjadi menurun. Secara fisiologis anak membutuhkan 65% kebutuhan oksigen untuk otaknya. Dan kita semua tentu mafhum bahwa produsen Oksigen adalah tetumbuhan. Kondisi hari ini selain populasi pohon yang semakin tergerus, polusi udara oleh Karbon dioksida juga semakin menggelembung akibat meningkatnya populasi kendaraan bermotor. Lihat saja populasi kendaraan bermotor di sekolah. Ibaratt kata one Man One motor. Jadi begitulah jalan ceritanya. Yaitu bahwa otak manusia yang hanya sepersekian dari berat tubuhnya ternyata membutuhkan konsumsi oksigen yang sedemikian besar. Konsumsi oksigen yang terpenuhi dengan baik tentu akan membantu proses di dalam otak secara lebih sempurna. Itu artinya proses belajar mengajar yang sepenuhnya bertumpu pada kemampuan otak akan sangat terpengaruh oleh asupan Oksigen. Di sisi yang lain, pasokan oksigen dari hari ke hari bukan semakin besar tetapi justru semakin menipis.
Dari cerita singkat tersebut, menambah populasi pepohonan di sekitar sekolah dan di lingkungan penyangga sekolah boleh dibilang mendesak. Sekolah harus kembali mereset paradigma berpikirnya, Pepohonan tak lagi dianggap menggangu dan membahayakan tetapi harus dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan itu sendiri. Istilah kerennnya yuk kembali pada green school, yaitu sekolah sebagai rumah bersama yang memanusiakan manusia. Dan di ulang tahunnya yang ke 113 ini Saya berharap Muhammadiyah menjadi pelopor green school sebagai kado bagi semesta.
*Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kec. Bandongan Kab. Magelang sekaligus relawan Green islam.













