Jurnaljatengdiynews.com-Blora, 6 Februari 2025 – Pengurus Yayasan Mustika insan sejahtera (YAMISRA) Blora turut serta dalam peringatan satu abad kelahiran sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, yang diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Blora pada Sabtu (06/02/25). Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia, yang datang untuk mengenang dan merayakan warisan intelektual serta karya-karya monumental Pram.
Rangkaian peringatan dimulai dengan peresmian pameran patung dan sketsa Pram, yang menggambarkan perjalanan hidup serta perjuangan intelektualnya. Malam harinya, digelar pemutaran film “Bumi Manusia”, yang merupakan adaptasi dari novel legendaris Pramoedya.
Peringatan berlanjut pada Minggu, 7 Februari 2025, dengan dialog kebudayaan, yang membahas warisan pemikiran Pram serta relevansinya dalam konteks kebangsaan hari ini. Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula peresmian Jalan Pramoedya Ananta Toer, sebagai bentuk penghormatan atas kiprah dan kontribusinya terhadap sastra serta kebebasan berpikir di Indonesia. Acara ini diakhiri dengan pertunjukan teater monolog “Kyai Ontosoroh”, yang menghidupkan kembali salah satu karakter perempuan paling kuat dalam karya-karya Pram.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan pada Senin, 8 Februari 2025, dengan festival film pendek dan dokumenter, yang menampilkan karya-karya anak bangsa yang terinspirasi dari pemikiran Pram. Selain itu, diadakan roadshow memorabilia Pramoedya, yang menampilkan koleksi pribadi serta benda-benda bersejarah peninggalannya. Puncaknya, digelar konser Semua Anak Bangsa, yang menghadirkan musisi dari berbagai latar belakang sebagai bentuk penghormatan atas semangat persatuan dan kebebasan yang selalu diperjuangkan Pram.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang penghormatan bagi sang maestro sastra, tetapi juga momentum untuk merefleksikan pemikiran serta perjuangannya dalam membela kemanusiaan dan kebebasan berpendapat. Sejumlah peserta, termasuk dari YAMISRA Blora, mengungkapkan apresiasi mereka atas terselenggaranya peringatan ini.
Seperti dalam puisi berjudul “Selamat Pagi Pram”, yang dibacakan dalam salah satu sesi refleksi, ada banyak generasi yang tak sempat mengenal Pram secara langsung, tetapi tetap bisa merasakan kehadirannya melalui karya-karya yang tak lekang oleh waktu.
“Aku hanya mau sampaikan selamat.
Sebab tanggal 6 bulan 2 menurut catatan kau lahir di Blora.
Orang-orang ramai membuat pesta menyambut umurmu genap satu abad.”
Peringatan ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga upaya untuk menjaga api pemikiran Pramoedya tetap menyala dalam kehidupan bangsa. Blora kembali menjadi rumah bagi gagasan-gagasan besar yang pernah dilahirkan oleh salah satu putra terbaiknya. ( Kusno)