Jurnaljatengdiynewd.com- Magelang, Sabtu (8/2) – Sore yang penuh semangat menyelimuti Pondok Pesantren Cahaya Semesta Salam. Para santri tidak hanya mendalami ilmu Al-Qur’an dan akhlak mulia, tetapi juga diajarkan ilmu pertanian sebagai bekal kemandirian masa depan. Dalam sesi rutin sore tadi pukul 16.10, santri-santri mengikuti pengajian yang dibimbing oleh Ustadzah Ruqoyah, kemudian dilanjutkan dengan sesi ilmu pertanian bersama Ustadz Taufiq.
Tema yang dibahas kali ini adalah budidaya pisang dan pepaya. Ustadz Taufiq menjelaskan manfaat dan khasiat kedua buah tersebut, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Tidak hanya teori, santri juga diajak untuk mengenal langsung tanaman tersebut melalui metode tadabbur alam, yakni pembelajaran yang menghubungkan ilmu dengan keagungan ciptaan Allah.
Para santri tampak antusias ketika Ustadz Taufiq menjelaskan konsep nabung pisang. “Jika tahun ini kalian menanam dua pohon pisang, lima tahun ke depan hasilnya bisa membiayai kuliah kalian,” ujar Ustadz Taufiq. Ia menjelaskan bahwa pisang berkembang melalui tunasnya. Jika satu pohon menghasilkan 10-20 tunas baru setiap tahun, maka dalam lima tahun jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu pohon.
Sebagai bagian dari pembelajaran, buah pisang Ambon dijadikan peraga dan langsung dibagikan kepada para santri. Dengan penuh keceriaan, mereka menikmati buah pisang yang manis dan bergizi, sembari menyerap ilmu yang disampaikan.
“Kalau ingin kaya, jadilah petani,” tegas Ustadz Taufiq. “Sebab petani yang makmur akan membuat negara kuat.”
Program ini merupakan bagian dari visi Cahaya Semesta Salam untuk mencetak santri yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga mandiri secara ekonomi. Dengan keterampilan bertani yang mereka pelajari sejak dini, para santri diharapkan dapat menjadi generasi petani sukses yang membawa perubahan bagi bangsa.
Dari Santri untuk Negeri, Bertani adalah Kunci Kemandirian
Semangat para santri ini menjadi inspirasi bahwa pertanian bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga ladang keberkahan dan jalan menuju kesejahteraan. Dengan ilmu dan ketekunan, mereka adalah calon petani kaya yang siap membangun negeri.