Terobosan Tren Baru Pertanian Modern Mendukung Ketahanan Pangan Indonesia
Jurnaljatengdiynews.com- Jepara — Di kawasan Bate Alit, Jepara, berdiri sebuah pusat pertanian modern Integrated Farming yang menjadi prototipe pertanian masa depan Indonesia. Kawasan ini merupakan lahan seluas 10 hektare yang mulai dikembangkan sejak tahun 2020, terletak di lereng barat Gunung Muria pada ketinggian ±500 MDPL. Program ini digagas oleh H. Abdul Wachid, sosok petani kaya sekaligus Wakil Rakyat di Senayan, yang dikenal sangat peduli terhadap kesejahteraan petani, kemandirian pangan, dan penguatan ekonomi berbasis alam.
*Pertanian Terintegrasi: Tren Baru Menuju Kedaulatan Pangan*
Konsep Integrated Farming yang diterapkan di Bate Alit menggabungkan tanaman, peternakan, manajemen air, hingga pemanfaatan limbah organik — sebuah sistem terpadu yang saling menguatkan.
Air bersih dialirkan dari ketinggian 1.000 MDPL sejauh 6 kilometer melalui pipa, lalu ditampung pada tandon besar untuk didistribusikan secara terukur ke seluruh lahan. Teknologi ini memungkinkan produktivitas tinggi meski berada di dataran menengah.
Di dalam kawasan ini terdapat lebih dari 250 ekor kambing dan domba yang dipelihara dengan pakan hijauan lokal serta rumput unggul Gama Umami. Kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik berkualitas tinggi, sehingga tercipta sebuah siklus pertanian berkelanjutan yang minim limbah.
Para mahasiswa PKL dan petani binaan juga mendapatkan pelatihan langsung mengenai pembuatan pakan fermentasi dan silase, sebagai solusi untuk menjaga ketersediaan pakan sepanjang tahun. Kawasan ini telah menjadi laboratorium hidup bagi mahasiswa pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Menghidupkan Ajaran Ilahi: “Falyandzuril Insaanu Ila Tho’amih”
Inovasi ini selaras dengan nilai-nilai Qur’ani,
> فَلْيَنْظُرِ الْإِنسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ
“Maka hendaklah manusia memperhatikan makanan yang dikonsumsinya.”
Melalui integrated farming, masyarakat diajak kembali memperhatikan sumber pangan mereka — dari proses penanaman, kesehatan tanaman dan ternak, hingga kualitas gizi dan keberlanjutan lingkungan.
Sosok Pemimpin yang Hadirkan Keamanan dan Kesejahteraan
Falsafah kepemimpinan H. Abdul Wachid berpegang pada prinsip Qur’ani:
“Menghilangkan rasa takut dan rasa lapar” — min ju’in wa amanahum min khauf.
Melalui program ini, beliau menunjukkan bahwa kesejahteraan petani adalah fondasi negara yang kuat.
Negara yang makmur dimulai dari pertanian yang maju.
*Astana Hinggil: Wisata Agro Modern di Sumosari Jepara*
Selain pusat integrated farming, kawasan Astana Hinggil di Sumosari, Jepara—yang dapat ditemukan di Google Maps—hadir sebagai kawasan wisata agro yang lengkap dengan fasilitas penginapan.
Suasananya sejuk, segar, dan sangat cocok sebagai tempat healing, pelatihan, gathering komunitas, hingga kegiatan edukasi pertanian. Tempat ini menjadi wajah baru agro-wisata Jepara yang mendukung pergerakan ekonomi masyarakat sekitar.
*Menuju Pusat Percontohan Nasional*
Banyak kalangan menilai bahwa Integrated Farming di Bate Alit dan kawasan agro-wisata Astana Hinggil layak menjadi,
* pusat percontohan pertanian nasional,
* tempat riset dan praktik mahasiswa,
* lokasi seminar dan workshop,
* serta pusat pembelajaran praktis bagi petani seluruh Indonesia.
Pesan yang selalu digaungkan,
“Petani kaya, negara kuat.”
Sebuah semboyan yang mencerminkan cita-cita besar kebangkitan pertanian nasional.
(Rochmad Taufiq)












