Magelang – Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Salam, Kabupaten Magelang, terus menunjukkan konsistensinya dalam membangun kemandirian ekonomi umat melalui Gerakan Pertanian Terpadu. Sebuah program unggulan berbasis pemberdayaan dan ketahanan pangan yang menyatukan nilai-nilai dakwah, gotong royong, serta inovasi pertanian berkelanjutan.
Setelah sukses meluncurkan program “Nabung Pisang” yang telah menghasilkan penanaman ratusan hingga ribuan pohon pisang di lahan-lahan umat, kini PCM Salam memperluas skema dengan sistem tumpangsari. Sebanyak 2.000 bibit talas ditanam di sela-sela kebun pisang yang berada di wilayah Kadipolo, Salam.
“Di sini kita belum panen pisangnya, tapi insyaAllah sudah bisa panen talasnya lebih dulu,” tutur Dr. Yusron Masduki, inisiator program pertanian terpadu PCM Salam. Ia menjelaskan bahwa kombinasi tanaman dalam satu lahan tidak hanya mempercepat hasil panen, tapi juga memperkuat ketahanan ekonomi petani serta lembaga pengelola.
Sementara itu, Rochmad Taufiq, pendamping program Nabung Pisang asal Kudus, turut memberikan apresiasi.
“Gerakan nabung pisang, nabung talas, nabung ikan, hingga tanam waluh kuning di sela kebun pisang adalah bentuk sistem pertanian yang luar biasa. Di sinilah terbentuk ekosistem pertanian yang sehat, dengan mata rantai simbiosis mutualisme,” terangnya.
Inovasi PCM Salam tak berhenti pada tanaman darat. Saat ini tengah dirancang pengelolaan kolam ikan nila dan budidaya azolla di sepanjang saluran air yang telah ditata rapi. Azolla, tumbuhan air kaya protein, dirancang sebagai pakan alami ikan, sekaligus menjadi bagian dari sistem pertanian organik yang berkelanjutan.
Di lokasi terpisah, yaitu lahan Jagalan, tanaman ketela Cilembu juga ditanam di sela pohon pisang. Selain dipanen lebih awal, umbi ini secara alami menghambat pertumbuhan gulma dan memperkaya keanekaragaman hayati kebun.
Keberhasilan PCM Salam dalam membangun model pertanian terpadu ini tidak lepas dari soliditas Tim Pemberdayaan Ekonomi Umat PCM Salam, yang didukung oleh para relawan dan pegiat pertanian dari berbagai daerah. Gerakan ini kini menjadi teladan (uswatun hasanah) bagi masjid, sekolah, dan pondok pesantren dalam membangun ekonomi umat yang mandiri dan produktif.
Dengan semangat gotong royong, kolaborasi, dan inovasi, PCM Salam membuktikan bahwa dakwah tidak hanya dilakukan dari mimbar, tetapi juga melalui ladang, kebun, dan kolam—menghadirkan Islam yang menumbuhkan kehidupan.
Rencana Lanjutan
*Dr. Yusron Masduki: “Mantap. Dalam waktu dekat kita sinergikan guru, karyawan, dan wali murid untuk menanam pisang di MI Muhammadiyah Jagalan, Salam Magelang.”*
Alhamdulillah. Barakallah. InsyaAllah, melalui gerakan pertanian ini, mulai tahun depan atau paling lambat tahun kedua, PCM Salam akan menjadi rujukan bagi ormas, jamaah masjid, bahkan pemerintah dalam pengembangan model pertanian berbasis dakwah*. (Rochmad Taufiq)