Jurnaljatengdiynews.com. Magelang – Jumat, 18 April 2025. Di tengah hamparan kebun yang asri di Badongan, Magelang, Ustadz Noeryoso kembali memetik hasil dari pohon-pohon pisang kepok tanjung yang ia tanam dengan penuh ketekunan. Dikenal sebagai peternak domba sekaligus penggiat pertanian lokal, sosoknya menjadi teladan bagi warga sekitar dalam mengembangkan sumber pangan dan ekonomi mandiri.
Namun, panen kali ini tidak seberlimpah biasanya. Jika pada musim-musim sebelumnya satu tandan pisang bisa menghasilkan 12 hingga 14 lirang (sisiran), kali ini hanya sekitar 8 lirang per tandan.
“Kalau pupuknya pas dan pemberiannya rutin, hasilnya bisa penuh dan maksimal,” ujar Ustadz Noeryoso, sembari menunjukkan tandan pisang hasil panen terbarunya. Ia mengakui, sedikit kesalahan dalam pola pemupukan bisa berdampak pada hasil, apalagi di musim-musim yang tidak menentu.
Meski demikian, semangatnya tak surut. Ia terus belajar dari pengalaman, mencoba berbagai cara untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanam. Salah satunya dengan mengintegrasikan pertanian dan peternakan: celah antar pohon pisang kini mulai ditanami waluh kuning (labu kuning) yang juga berfungsi sebagai bahan penggemuk alami untuk pakan domba.
“Labu kuning bagus buat penggemukan domba. Saya juga sedang dakwah sosialisasi budidaya waluh kuning ke masyarakat,” ungkap Rochmad Taufiq, rekan dakwah sekaligus penggerak pertanian terpadu.
Ustadz Noeryoso sendiri tengah bereksperimen dengan budidaya labu air, meski hasil awal belum memuaskan. Ia yakin, dengan ketekunan dan saling berbagi ilmu, Rochmad Taufik