Jurnaljatengdiynews.com. Salam, Magelang-
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Salam terus menginisiasi langkah-langkah konkret dalam memperkuat kemandirian dan ketahanan ekonomi umat. Dengan semangat membangun dari bawah, PCM Salam menggulirkan Gerakan Nabung Pisang, Nabung Ayam, Nabung Domba, Nabung Waluh, dan Nabung Azolla sebagai fondasi ekonomi berjamaah berbasis pertanian dan peternakan keluarga.
“Jika setiap ranting di seluruh PCM Muhammadiyah mulai menabung ayam, pisang, domba, waluh, bahkan azolla secara serentak, maka dalam waktu satu tahun akan tercipta geliat ekonomi umat yang dahsyat,” ungkap Dr. Yusron Masduki, dosen psikologi sekaligus tokoh penggerak gerakan ini. “Dan inilah yang justru ditakuti oleh oligarki—kekuatan ekonomi kolektif rakyat yang tumbuh dari akar rumput.”
Program ini diawali dengan gerakan Nabung Pisang Kepok Tanjung, yang memanfaatkan lahan-lahan wakaf di sembilan ranting PCM Salam. Konsepnya sederhana tapi berdampak: “Nabung *Tanam, Panen* *Berkah.*” Gerakan ini kemudian berkembang ke sektor peternakan melalui program Nabung Ayam (10 ekor indukan plus 1 pejantan per rumah), Nabung Domba (10 ekor anakan tiap 3–6 bulan), dan Nabung Waluh yang ditanam di sela-sela pohon pisang.
“Jam pitu ngangkuti pupuk kandang saking rumah Pak Sukisno, langsung dimasukkan lubang, sesuk esuk ditanam,” cerita Dr. Yusron melalui pesan singkat pada 23 Juni pagi. Kalimat sederhana itu menandai dimulainya penanaman perdana yang penuh semangat GERCEP—Gerak Cepat, Gerak Cerdas, Gerak Bersama.
Langkah ini tak sekadar menumbuhkan tanaman atau memelihara ternak, tapi juga menumbuhkan harapan dan kesadaran kolektif umat untuk mandiri secara pangan dan ekonomi. Lahan-lahan wakaf yang selama ini kurang tergarap kini disulap menjadi kebun produktif, lumbung kebaikan, dan sumber penghidupan berkelanjutan.
PCM Salam berharap gerakan ini dapat menjadi model nasional tentang bagaimana pengelolaan tanah wakaf secara produktif mampu menciptakan kemandirian ekonomi yang visioner dan berkeadilan. Gerakan ini mengandung semangat dakwah bil hal yang relevan, solutif, dan membumi.
Beberapa pengurus telah mulai membuat lubang tanam, mengangkut pupuk kandang, dan menyiapkan kandang ternak—sebuah tanda bahwa semangat gotong royong dan harapan masa depan telah menyala.
Di akhir pesannya, Dr. Yusron menegaskan, “Menanam satu pohon pisang hari ini adalah menabung senyum dan pangan untuk esok hari. Mari bergerak bersama. Jangan remehkan satu lubang tanam atau satu ekor ayam—karena dari situlah ekonomi umat akan bangkit.” (Rochmad Taufiq)