Jurnaljatengdiynews.com- Kudus, Rabu 15 Oktober 2025 —Suasana hangat dan penuh berkah terasa di halaman kandang ayam Apartemen 1 BG Farm saat dilaksanakan serah terima wakaf produktif nabung ayam dari seorang dermawan yang tak biasa, Dr. Carto Nuryanto, seorang perwira polisi sekaligus dosen hukum di UIN Kudus.
Dalam kesibukannya sebagai aparatur penegak hukum dan akademisi, Dr. Carto dikenal sebagai sosok polisi yang berbeda dari kebanyakan — tepat waktu dalam ibadah, disiplin, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Jiwa sosialnya terbukti nyata ketika ia mendengar sahabatnya, Taufiq, seorang jurnalis dan petani pisang yang juga menggagas program nabung ayam untuk kepentingan sosial masjid dan lembaga sosial. Tanpa berpikir panjang, beliau langsung tergerak untuk mendukung program tersebut melalui wakaf domba dan kini wakaf produktif berupa ayam. Dan ia dengan niat tulus setiap bulan akan menyisihkan rizkinya untuk nabung ayam minimal 5 betina dan 1 penjantan.
Hari ini, beliau menyerahkan 1 ekor ayam pejantan dan 5 ekor betina khas Kedu sebagai simbol keterlibatan dalam gerakan wakaf produktif berbasis unggas. Serah terima diterima langsung oleh Ustadz Kiswindo, salah satu pengasuh santri yatim An Naba’.
Acara berlangsung sederhana namun penuh makna, ditutup dengan doa bersama agar segala urusan pewakaf dimudahkan dan diberkahi oleh Allah SWT.
“Masya Allah… semoga wakaf ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya, menumbuhkan keberkahan bagi umat, dan menguatkan ekonomi sosial di lingkungan pesantren,” ujar Ustadz Kiswindo penuh haru.
*🌿 Makna dan Nilai Wakaf Produktif “Nabung Ayam”*
Konsep wakaf produktif nabung ayam, unggas, atau domba adalah bentuk wakaf modern yang menghidupkan nilai ibadah sekaligus memberdayakan ekonomi umat.
Wakaf tidak berhenti pada pemberian, tetapi terus “hidup” dan berkembang seiring berjalannya waktu.
1️⃣ Spiritual
Pahala jariyah terus mengalir dari setiap telur dan anak ayam yang memberi manfaat.
Melatih keikhlasan dan menumbuhkan rasa syukur atas rezeki yang diamanahkan Allah.
2️⃣ Sosial
Meningkatkan ketahanan pangan pesantren dan masyarakat sekitar.
Memberdayakan santri, yatim, dan warga sekitar untuk belajar mandiri.
Mengurangi ketergantungan dan membuka lapangan kerja kecil.
3️⃣ Ekonomi
Aset wakaf berkembang, tidak habis dipakai.
Hasil ternak menjadi sumber pendapatan rutin bagi pondok dan lembaga sosial.
Menjadi modal mikro bergilir bagi warga dan santri binaan.
*4️⃣ Filosofis*
Wakaf yang hidup, bertelur, dan beranak — bukan sekadar simbol kepemilikan, tetapi alat pemberdayaan umat.
Menghidupkan sunnah Rasulullah ﷺ dalam mengelola harta yang menumbuhkan manfaat bagi banyak orang.
Program wakaf produktif nabung ayam menjadi inspirasi bahwa ibadah dan ekonomi bisa berjalan beriringan.
Melalui program seperti ini, setiap orang — dari profesi apapun — bisa ikut menanam amal yang tumbuh, beranak, dan menghidupkan keberkahan di bumi.
“Wakaf bukan hanya soal memberi, tapi tentang menghidupkan manfaat yang tak terputus,” tutur Dr. Carto dengan rendah hati.
Semoga langkah beliau menginspirasi banyak pihak untuk mengikuti jejak serupa — menjadikan harta bukan hanya alat dunia, tapi jembatan menuju ridha Allah SWT.
(R Taufiq)