Jurnaljatengdiynews.com- Waduk Logung, Kudus — Selasa, 22 Juli 2025. Di kaki Gunung Muria yang sejuk dan memukau, sebuah kegiatan reflektif digelar oleh sekelompok sahabat lintas profesi. Pada Selasa pagi yang cerah, Waduk Logung menjadi saksi bisu pertemuan sarat hikmah yang diprakarsai oleh Dr. H. Carto Nuryanto, Dosen UIN Sunan Kudus sekaligus tokoh purnawirawan Polri yang dikenal bijak dan berjiwa sosial.
Tadabur alam kali ini bukan sekadar kegiatan wisata, namun menjadi ruang musyawarah penuh makna, menyatukan para tokoh dan pegiat dari berbagai latar belakang. Hadir dalam kegiatan ini antara lain:
1. Ir. H. Triyogo – Mantan Kepala Dinas Tata Kota Kudus
2. Dr. H. Darsono – Dosen Universitas Muria Kudus
3. Dr. H. Sunardi – Mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kudus
4. Suharto – Wartawan senior Kompas
5. Drs. H. Triko – Mantan Camat Kota Kudus
Dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan, mereka berdiskusi tentang potensi besar Waduk Logung sebagai destinasi wisata spiritual dan edukatif. Beberapa hal yang menjadi sorotan antara lain:
Panorama alam yang memesona, dinilai sangat potensial dikembangkan sebagai ikon wisata unggulan jika dikelola dengan profesional.
Karakter masyarakat sekitar yang ramah, menjadi penunjang utama kenyamanan pengunjung.
Akses transportasi yang mudah dan efisien, dengan pengemudi perahu yang sopan serta tarif yang terjangkau.
Kehadiran warung dan kedai kopi sederhana, menambah kenyamanan dan kehangatan interaksi di lokasi.
“Indahnya panorama Waduk Logung dalam ridho-Nya,” tulis Dr. Carto Nuryanto dalam pesan reflektifnya — ungkapan sederhana namun penuh makna, menggambarkan rasa syukur mendalam akan kebesaran ciptaan Tuhan.
Rochmad Taufiq, aktivis lingkungan sekaligus pengurus Asosiasi Pelaku Industri Pariwisata Kudus, turut menyampaikan kesan mendalamnya, “Subhanallah… Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?” Kalimat tersebut menggambarkan betapa kegiatan ini menyentuh batin dan menyegarkan jiwa.
Acara ditutup dengan doa bersama, memohon berkah dan kekuatan untuk terus menebar manfaat bagi umat dan lingkungan. Sebuah penegasan bahwa masa purna tugas bukanlah akhir pengabdian, melainkan awal dari perjalanan yang lebih bermakna — menyatu dengan alam, mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Waduk Logung, Kudus – Menyatu dengan ciptaan-Nya, menguatkan langkah dalam ridho-Nya.
(Rochmad Taufiq)