Jurnaljatengdiynews.com – Rembang, 20 Mei 2025 – Dalam rangka memperkuat perlindungan peserta didik dari ancaman kejahatan seksual berbasis digital, aplikasi Al-Ihdzar karya Ja’far Shodiq Hibatullah resmi disosialisasikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Rembang. Acara yang diselenggarakan di aula madrasah ini dihadiri oleh jajaran guru, siswa, serta perwakilan komite madrasah.
Al-Ihdzar, yang berarti “kewaspadaan” dalam bahasa Arab, merupakan aplikasi digital berbasis Android yang dirancang sebagai media edukasi dan perlindungan terhadap praktik child grooming, khususnya di lingkungan pesantren dan madrasah. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur edukatif, seperti informasi mengenai modus child grooming, panduan perlindungan diri, ruang pengaduan, serta integrasi nilai-nilai keislaman melalui pendekatan ayat Al-Qur’an, khususnya QS Al-Isra’ ayat 32.
Ja’far Shodiq Hibatullah, pengembang aplikasi sekaligus mahasiswa aktif di bidang teknologi pendidikan, menjelaskan bahwa motivasi pengembangan Al-Ihdzar muncul dari keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus kejahatan seksual terhadap anak dan remaja, khususnya di lingkungan pendidikan. Ia menekankan pentingnya pendekatan inovatif yang berbasis nilai untuk menjawab tantangan tersebut.
“Banyak anak dan remaja menjadi korban karena kurangnya pengetahuan dan keberanian untuk melaporkan. Melalui Al-Ihdzar, saya ingin menyediakan ruang yang aman, edukatif, dan religius, agar mereka bisa mengenali tanda-tanda bahaya dan bertindak cepat,” ujar Ja’far dalam sambutannya.
Sosialisasi ini juga menampilkan demonstrasi langsung penggunaan aplikasi, sesi tanya jawab interaktif, serta testimoni dari guru dan siswa yang telah mencoba versi uji coba aplikasi. Guru Bimbingan Konseling MTsN 3 Rembang menyambut baik kehadiran Al-Ihdzar, karena dianggap sangat relevan dalam mendukung terciptanya lingkungan belajar yang aman dan ramah anak.
“Aplikasi ini bukan sekadar alat bantu, tetapi bagian dari pendidikan karakter. Kami berharap siswa lebih sadar terhadap potensi bahaya di dunia digital dan lebih berani bersuara,” tutur salah satu guru BK.
Kepala MTsN 3 Rembang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kontribusi Ja’far Shodiq. Ia berharap inovasi seperti Al-Ihdzar dapat diadopsi lebih luas oleh lembaga-lembaga pendidikan lain sebagai bagian dari gerakan nasional perlindungan anak di era digital.
“Madrasah tidak boleh tertinggal dalam menyikapi persoalan sosial yang semakin kompleks. Inovasi seperti Al-Ihdzar menunjukkan bahwa teknologi dan nilai-nilai agama dapat berjalan berdampingan dalam membentuk generasi yang tangguh dan sadar perlindungan diri,” ungkapnya.
Sosialisasi ini menjadi langkah awal uji coba terbatas penggunaan Al-Ihdzar di lingkungan madrasah, sebelum diperluas ke pesantren dan sekolah-sekolah lain di wilayah Rembang dan sekitarnya. Ke depan, pengembang juga berencana menjalin kolaborasi dengan Kementerian Agama serta lembaga perlindungan anak untuk pengembangan aplikasi secara lebih luas.