Friday, July 25, 2025
Jurnal Jateng DIY
  • Media Berita Jawa Tengah – Yogyakarta
  • Berita
  • Politik
  • Bisnis
  • Budaya
  • Gaya hidup
  • Sosial
  • Pendidikan
  • Kesehatan
No Result
View All Result
  • Media Berita Jawa Tengah – Yogyakarta
  • Berita
  • Politik
  • Bisnis
  • Budaya
  • Gaya hidup
  • Sosial
  • Pendidikan
  • Kesehatan
No Result
View All Result
Jurnal Jateng DIY
Home Bisnis

Museum Gusjigang : Mengabarkan Kudus Pada Dunia Internasional

Admin by Admin
May 27, 2024
in Bisnis, Budaya
A A
0
48
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

“Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang”
(Suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu
berasal dari usaha pembuatan jenang)
— Sunan Kudus

Jurnaljatengdiynews.com, Kudus-Menginjakkan kaki pertama kali di parkiran Museum Gusjigang Mubarok Food saya cukup terkesima. Awalnya agak merasa aneh dengan nama yang dipilih: GUSJIGANG. Pikiran saya menerawang kemana-mana. Apakah ini berkaitan dengan panggilan ‘Gus’ yang biasa disematkan kepada putra-putra kiyai, seperti Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) atau Gus Mus (Mustofa Bisri)? Apakah juga karena pendiri museum, CEO Mubarok Fod saat ini, Muhammad Hilmy, digelari Gus?

Saya membiarkan berbagai pertanyaan itu mengendap di benak saya. Sambil mulai melangkah masuk ke dalam gedung, saya melihat berbagai etalase panganan jenang di lantai dasar, hasil produksi PT. Makanan Mubarok. Kuliner khas Kudus yang terbuat dari tepung, garam, santan kelapa, dan dipadukan dengan gula jawa itu, memang telah menjadi semacam oleh-oleh wajib jika berkunjung ke kota Kudus. Bahkan kini telah memperkaya citarasanya dengan berbagai rasa, mulai dari jenang cokelat, durian, hingga jenang bakpia.

Tak lama kemudian saya pun naik ke lantai dua, ke ruangan museum. Saya menjawab seribu bahasa. Miniatur Menara Kudus terpajang di sana, seolah-olah menyampaikan salam ‘selamat datang’, sambil menyiratkan sebuah obsesi: Inilah miniatur dari Kota Kudus. Jika Anda ingin tahu dan mengenal Kota Kudus, sejarahnya, pernak-perniknya, datanglah ke museum ini.

Berita Terkait

Peringatan 200 Tahun Perjuangan Pangeran Diponegoro di Kota Magelang: Menyemai Semangat Juang untuk Generasi Bangsa

PCM Salam Gelar Kajian Ahad Pagi, Bahas Ekosistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan

Load More

Maa sya’a Allah. Dahsyat. Saya hanya bisa berdecak kagum dengan kreatifitas penggagas dan sang pembangun museum ini.

Ruang demi ruang saya masuki, mulai dari ruang kaligrafi, puisi, dan biografi tokoh penyebar agama Islam di Kudus, seperti Sunan Kudus, Sunan Muria, juga foto tokoh-tokoh penggerak ekonomi Kudus, seperti bapak rokok kretek Kudus, Nitisemito atau Sosro Kartono.

Makin penasaran, saya masuki ruangan lain. Ada spot foto replika tentang usaha dan perdagangan, seperti membuat jenang, membuat rokok. Ada pula spot seni ukir. Ruangan berikutnya, Ruang Trilogi Ukhuwah yang menampilkan foto dan riwayat singkat tokoh pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari, dan Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan.

Ada juga ruangan galeri Al-Qur’an dan Asmaul Husna, yang menampilkan sebuah Quran besar yang dikelilingi oleh tujuh Al-Qur’an kuno. Ketujuh Al-Qur’an tersebut adalah Al-Qur’an Tua daun lontar, Al-Qur’an kulit sapi, Al-Qur’an mini Istanbul Turki, Al-Qur’an sampul pintu Kakbah, Al-Qur’an kertas kuno , Al-Qur’an surau kuno dan Al-Qur’an pesantren kuno.

Di ruangan Replika Kudus Tempo Doeloe ditampilkan omah kapal, rumah kembar, stasiun kereta Kudus, dan patung tokoh Nitisemito pengusaha rokok asal Kudus.

Saya nafas menarik sejak dan memahami makna Gusjigang yang tanda tanyanya menari-nari sedari tadi di otak, dan mendapat jawaban yang menakjubkan. Bahwa Gusjigang itu ternyata adalah akronim dari baGUS akhlaknya (spiritual), pintar mengaJI (intelektual), dan pandai berdaGANG (enterpreneurship).

Membangun museum bagi sebuah perusahaan swasta, seperti Mubarok Food Citra Delicia, tentu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Berbeda dengan lembaga pemerintahan yang tinggal menanggok dananya dari APBN atau APBD. Ada upaya lebih yang harus disiapkan.

Saya membayangkan bagaimana kegelisahan kreatif seorang penerus gerasi ketiga Jenang Kudus Mubarok, M. Hilmy, dari proses awal mengonsep secara detail hingga museum itu benar-benar bisa direalisasikan dan berdiri anggun. Pastinya memusingkan!

Museum ini adalah simbol kegelisahan tersebut, bahwa ia merasa perlu membangun sebuah cermin sejarah bagi dirinya, keluarga, juga masyarakat Kudus. Tujuannya sederhana, bahwa sejarah bukanlah langkah untuk melangkah menuju masa depan.

Pengorbanan membangun Museum Gusjigang ini mungkin ibarat mengenang Sunan Kudus, Syaikh Ja’far Shodiq, saat awal-awal berdakwah di wilayah Kudus. Masyarakat Kudus yang kala itu mayoritas beragama Hindu sangat berpantangan menyembelih sapi. Sebab, bagi merekahewan adalah sesembahan mereka.

Sambil mengikuti keinginan mereka, yaitu tidak menyembelih sapi, Sunan Kudus pun berkorban, mengimpor alias mendatangkan seekor sapi dari India. Saat kapal pengangkut sapi itu tiba di pelabuhan, masyarakat Kudus penasaran dan berbondong-bondong mendatangi Sunan Kudus. Mereka mengira sapi itu akan disembelih di hadapan mereka.

Pengungkapannya hanya sekedar taktik dakwah. Saat masyarakat berkumpul, Sunan Kudus justru malah bercerita, bahwa dulu ia hampir mati kehausan. Tapi, tak lama kemudian, datanglah seekor sapi. Sunan Kudus pun lalu menyusu dari sapi tersebut, hingga kembali pulih dan segar seperti semula.

Apa makna dakwah ini? Betul bahwa Sunan Kudus saat itu ikut menyetujui larangan menyembelih sapi. Namun, bukan karena sapi merupakan hewan suci, tetapi lebih disebabkan karena sapi memiliki ‘jasa’ kepada beliau sebelumnya. Itulah cara Sunan Kudus mengikis keyakinan masyarakat tentang kesucian seekor sapi, dan mengembalikan cara pandang, bahwa masyarakat sapi tetaplah seekor hewan sebagaimana layaknya hewan lain.

Tak terasa, hari ini Museum Gusjigang genap berusia 7 (tujuh) tahun. Sebuah ‘angka keramat’ dalam dunia spiritual Islam. Sebab, angka 7 (tujuh) melambangkan sifat-sifat Allah yang ‘dititipkan’ kepada manusia, yakni (1) qudrah (kuasa), (2) irodah (kehendak), (3)_ ilmu,_ (4) hayat (hidup) , (5) sama’ (pendengaran), (6) bashar (penglihatan), (7) kalam (berbicara).

Sebuah perjuangan dan pengorbanan pastilah akan menuai hasil, baik jangka pendek, maupun jangka panjang. Museum Gusjigang kini telah menjadi destinasi wisata favorit di wilayah Kudus. Penjualan jenang kudus merek Mubarok, Sinar 33, dan lain-lain produksi PT. Pastilah Mubarok Food akan ikut meningkat, seiring dengan keingin-tahuan masyarakat terhadap sejarah Kota Kudus yang berbagai dioramanya ditampilkan dalam Museum Gusjigang.

Pejuang Tokoh Afrika Selatan, Nelson Mandela, pernah berkata “Selalu terlihat mustahil sampai hal itu selesai.” Ya, suatu hal memang akan terlihat tidak mungkin, sampai kita bisa melakukannya.

Selamat untuk Museum Gusjigang. Teruslah menjadi Pitutur, Pituduh dan Pituungan.

Dengan memberikan informasi yang menarik tentang Gusjigang di Kudus kepada masyarakat Indonesia dan dunia maka akan memberikan inspirasinya bagi generasi z dimanapun bahwa berwirausaha yang dibungkus dengan akhaq dari ajaran ilahi akan melahirkan para pedagang yg Sholeh.. (Taufiq, Untuk Kudus).

Previous Post

Persiapan Shilaturahim , kunjungan guyub Rukun sesama anggota organisasi

Next Post

Pemkab Sleman Kembali Memberangkatkan Calon Jamaah Haji Asal Sleman

RelatedPosts

Peringatan 200 Tahun Perjuangan Pangeran Diponegoro di Kota Magelang: Menyemai Semangat Juang untuk Generasi Bangsa
Berita

Peringatan 200 Tahun Perjuangan Pangeran Diponegoro di Kota Magelang: Menyemai Semangat Juang untuk Generasi Bangsa

July 22, 2025
PCM Salam Gelar Kajian Ahad Pagi, Bahas Ekosistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan
Agama

PCM Salam Gelar Kajian Ahad Pagi, Bahas Ekosistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan

June 8, 2025
Nabung Domba, Mengalirkan Kurban Hingga Pelosok, PCM Bandongan dan Lazismu Magelang Wujudkan Kemandirian Pangan
Agama

Nabung Domba, Mengalirkan Kurban Hingga Pelosok, PCM Bandongan dan Lazismu Magelang Wujudkan Kemandirian Pangan

June 7, 2025
Dialog Budaya Mengenang 148 Tahun Sosrokartono, Menghidupkan Kembali Ajaran Sang Jenius Bangsa
Budaya

Dialog Budaya Mengenang 148 Tahun Sosrokartono, Menghidupkan Kembali Ajaran Sang Jenius Bangsa

April 11, 2025
1000 Ketupat Warnai Lereng Muria: Falsafah dan Spirit Ketupat Syariah di Kota Kretek
Budaya

1000 Ketupat Warnai Lereng Muria: Falsafah dan Spirit Ketupat Syariah di Kota Kretek

April 7, 2025
Pemkab Magelang Gelar Grebeg Kupat, Polres Magelang Alihkan Arus Lalulintas
Budaya

Pemkab Magelang Gelar Grebeg Kupat, Polres Magelang Alihkan Arus Lalulintas

April 7, 2025
Next Post
Pemkab Sleman Kembali Memberangkatkan Calon Jamaah Haji Asal Sleman

Pemkab Sleman Kembali Memberangkatkan Calon Jamaah Haji Asal Sleman

RECOMMENDED NEWS

Selesai Direvitalisasi, Presiden Jokowi Resmikan Pasar Induk Godean

Selesai Direvitalisasi, Presiden Jokowi Resmikan Pasar Induk Godean

11 months ago
Gempa Berkekuatan M 6,1 Guncang Tuban, Tidak Berpotensi Tsunami, terasa hingga Kota Kudus

Gempa Berkekuatan M 6,1 Guncang Tuban, Tidak Berpotensi Tsunami, terasa hingga Kota Kudus

1 year ago
Hadiri Hari Jadi Kalurahan Tirtomartani ke 78, Bupati Sleman Harap Jadi Momentum Semangat Membangun Tirtomartani Menjadi Lebih Baik

Hadiri Hari Jadi Kalurahan Tirtomartani ke 78, Bupati Sleman Harap Jadi Momentum Semangat Membangun Tirtomartani Menjadi Lebih Baik

3 months ago
Gong Jinagong, Spirit Ndesa Warung Entok dan  Poci Bu Farida di KEMLOKO Margorejo Tempel

Gong Jinagong, Spirit Ndesa Warung Entok dan  Poci Bu Farida di KEMLOKO Margorejo Tempel

8 months ago

FOLLOW US

BROWSE BY CATEGORIES

  • Agama
  • Berita
  • Bisnis
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Gaya hidup
  • Hiburan
  • Informasi
  • Kajian pertanian ekosistem
  • Keamanan
  • Kebersihan
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pembangunan
  • Pemberdayaan
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Politik
  • Sosial
  • Teknologi dan Sains
  • Uncategorized

BROWSE BY TOPICS

3 April 2024 anak yatim dhuafa bahan pokok batik Bupati Sleman debat Cawapres Dedeh K. Ekosistem Bisnis Lokal fakir miskin Forkom UMKM Sleman gotong royong HIPMI Peduli Sleman Indonesia Emas 2045 inspirasi Joko Suwanto Kabupaten Sleman. kebutuhan kepedulian sosial kerja keras Kerjasama Strategis Kesejahteraan Masyarakat kolaborasi Kustini Sri Purnomo masyarakat paket sembako pembangunan berkelanjutan Pemberdayaan UMKM Pendidikan Pendidikan Politik peran kader permintaan tinggi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif podium Polres Magelang Kota Putra Agil Pamungkas Rumah Dinas Bupati Sleman S. Suseno sambutan silaturahmi sinergi sleman Sosial spanduk tanggung jawab sosial wanita berhijab
Jurnal Jateng DIY

Follow us on social media:

Recent News

  • PP POLRI CABANG KUDUS LATIH PERSIAPAN LOMBA HUT RI KE-80 SEBAGAI IKHTIAR SEHAT DALAM RIDHO-NYA
  • Doktor Carto Nuryanto, Renang sebagai Ikhtiar Sehat, Jalan Silaturahim, dan Cinta Lingkungan
  • Pelatihan Guide Profesional: Sinergi FKBN, HPI Kudus, dan PT Ligasartika Berkah Wisata Ciptakan SDM Pariwisata Tangguh

Category

Recent News

PP POLRI CABANG KUDUS LATIH PERSIAPAN LOMBA HUT RI KE-80 SEBAGAI IKHTIAR SEHAT DALAM RIDHO-NYA

PP POLRI CABANG KUDUS LATIH PERSIAPAN LOMBA HUT RI KE-80 SEBAGAI IKHTIAR SEHAT DALAM RIDHO-NYA

July 25, 2025
Doktor Carto Nuryanto, Renang sebagai Ikhtiar Sehat, Jalan Silaturahim, dan Cinta Lingkungan

Doktor Carto Nuryanto, Renang sebagai Ikhtiar Sehat, Jalan Silaturahim, dan Cinta Lingkungan

July 24, 2025
  • Media Berita Jawa Tengah – Yogyakarta
  • Berita
  • Informasi

© 2024 Jurnal Jateng DIY - All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Kategori Berita
    • Politik
    • Berita
    • Bisnis
    • Budaya
    • Olahraga
    • Gaya hidup
    • Sosial

© 2024 Jurnal Jateng DIY - All right reserved