Jurnaljatengdiynews.com, Demak -KUB An-Nur telah melakukan perjalanan tijaroh dan tadabur alam yang berbeda. Kali ini, Ustadz Indra, Ustadz Taufiq, dan Ustadz Hazril memimpin rombongan menuju KRB Farm di Mijen, Demak. Farm ini dimiliki oleh Ustadz Mujiburahman, seorang alumni Pondok Pesantren Al-Mukmim, Sukoharjo. Tidak hanya fokus pada ibadah, Ustadz Mujiburahman juga dikenal sebagai peternak domba yang sukses dan inspiratif, dengan lebih dari 400 ekor domba di peternakannya.
Perjalanan dimulai dari Masjid An-Nur di Mlati Kidul, Kudus, tepat pukul 16.00. Mereka membawa bibit pisang raja sebagai pesanan Ustadz Mujiburahman, yang sedang memulai budidaya pisang di samping perkebunan durian dan alpukatnya. Perjalanan ini melewati jalur Tanggulangin, menyusuri area persawahan hijau yang membentang hingga ribuan hektar. Di tengah alam yang begitu subur, mereka merasakan ketenangan jiwa sembari memandang hamparan tanaman yang menjanjikan berkah dari Allah SWT.
Sekitar pukul 16.30, rombongan tiba di lokasi KRB Farm. Mereka disambut oleh Muslimin, mitra Ustadz Mujiburahman, yang mengelola ratusan ekor domba di peternakan tersebut. Suara jeritan embek domba menyambut kedatangan rombongan, seolah domba-domba itu sudah menunggu momen makan sore mereka.
Rombongan berkeliling di area peternakan yang luas dan bersih. Kandang-kandang domba dibuat sedemikian rupa, dengan model panggung yang rapi, memisahkan domba-domba sesuai kondisinya. Domba yang bunting dan beranak dipisahkan agar mendapat perhatian khusus. Kotoran dan urine domba pun diatur dengan baik, tertampung di wadah-wadah plastik yang ditempatkan di bawah kandang. Dari sini, kotoran dan urine tersebut difermentasi menjadi pupuk organik yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman bawang, durian, alpukat, dan berbagai jenis tanaman lainnya.
Namun, yang paling menarik perhatian adalah bagaimana Ustadz Mujiburahman mengelola pola makan domba-dombanya. Di KRB Farm, domba-domba tidak perlu merumput, karena mereka diberi silase dari kulit kedelai yang dipesan dari Purwodadi, serta dedak dan konsentrat yang sudah difermentasi. Cara ini tidak hanya efektif, tetapi juga inovatif, menjadikan KRB Farm salah satu peternakan domba paling efisien di daerah tersebut.
Setelah melihat peternakan domba, Muslimin menjelaskan kalau ustadz Mujiburahman berkeliling juga mengelola kebun durian dan alpukat seluas 12 hektar karena Sudah terlalu sore waktu tak mencukupi maka keliling kebun duren akan diagendakan periode berikutnya. Dia hanya bercerita di sini, lagi-lagi pupuk organik dari kotoran domba memberikan manfaat besar. “Pohon-pohon ini alhamdulillah sudah mulai berbuah, padahal kebun tetangga yang lain belum,” ujar Muslimin sambil tersenyum bangga.
Rombongan juga menyaksikan persiapan Ustadz Mujiburahman untuk menanam pisang raja di lahan yang baru dibuka. Selain durian, alpukat, dan pisang, Ustadz Mujiburahman berencana menambah variasi buah-buahan di kebunnya, menjadikan KRB Farm bukan hanya sebagai peternakan, tetapi juga pusat budidaya berbagai tanaman hortikultura.
Perjalanan ini memberikan banyak pelajaran bagi Ustadz Indra dan rombongan. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana seorang santri yang gigih dan berdedikasi, seperti Ustadz Mujiburahman, mampu menggabungkan ilmu agama dan praktik pertanian serta peternakan modern. Sebuah tadabur alam yang mengingatkan mereka bahwa dengan tekad kuat dan keyakinan pada pertolongan Allah, kesuksesan di dunia tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tetapi juga bisa diraih dalam berbagai usaha yang halal dan bermanfaat bagi umat.
Perjalanan sore itu diakhiri dengan duduk bersama di bawah langit senja Mijen, menikmati secangkir kopi yang manis dan hasil panen alpukat yang segar dan membahas bagaimana keberkahan dari alam bisa mengalir jika dikelola dengan benar dan penuh tanggung jawab. Tidak hanya alam yang memberi pelajaran, tetapi juga para insan yang mengelolanya dengan hati yang ikhlas dan tangan yang gigih. (Taufik untuk Kudus)