Jurnaljatengdiynews.com- Kudus, 3 Desember 2025* Tiga mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kudus melakukan kunjungan observasi dan wawancara di Kebun Literasi Ayam Lokal Indonesia “Banana Garden” yang berlokasi di Wergu Wetan, Kudus Selatan, pada Selasa (3/12/2025) siang.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Jihan Putri Permata Sari, Mayya Kholida, dan Muhammad Ilham Alfa Maulida. Mereka tiba di lokasi pukul 11.30 WIB dan langsung disambut hangat oleh pengelola kebun, Ustadz H. Koestiyanto dan Ustadz Siswanto (biasa dipanggil Ustadz Sis). Kunjungan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah akhir semester (UAS) bertema “Wakaf Produktif untuk Pemberdayaan UMKM Lokal”.
Banana Garden sendiri dikenal sebagai salah satu UMKM pertanian terpadu di Kudus yang berhasil mengembangkan konsep integrated farming sekaligus menjadi ladang wakaf produktif. Pada September 2024 lalu, kebun ini menerima wakaf berupa puluhan ayam kampung babon dan pejantan dari program “Nabung Ayam & Domba – Amal Jariyah Tak Terputus” yang digagas Kelompok Tani Persaudaraan Pati Raya bekerja sama dengan beberapa nazir wakaf.
“Dari penjelasan Ustadz Heri dan Ustadz Sis tadi, kami sangat terkesan. Satu paket wakaf ayam kampung senilai Rp.250 ribu ternyata bisa terus berkembang biak, telurnya untuk santri dan yatim, hasil penjualannya untuk operasional masjid, dan sebagian lagi untuk fakir miskin. Ini benar-benar wakaf yang hidup,” ujar Mayya usai kunjungan.
Menurut Ustadz Siswanto, sejak menerima wakaf ayam tersebut, jumlah ternak terus bertambah, telur rutin dipanen, dan sebagian hasil sudah bisa disalurkan ke panti asuhan serta warga kurang mampu di sekitar Wergu Wetan. “Alhamdulillah, wakaf ini bukan hanya membantu kami secara ekonomi, tapi juga mengajarkan santri dan anak-anak sekitar tentang beternak dan pentingnya sedekah jariyah,” tuturnya.
Kunjungan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu diisi dengan sesi tanya jawab mendalam seputar proses penyaluran wakaf, peningkatan pendapatan UMKM, dampak sosial, hingga potensi replikasi model ini di tempat lain. Para mahasiswa juga berkeliling melihat kandang ayam kampung, kebun pisang, dan berbagai tanaman produktif lainnya yang menjadi ciri khas Banana Garden.
Ketiga mahasiswa ini mengaku sangat terbantu karena materi yang diperoleh jauh lebih kaya daripada sekadar teori di kelas. “Deadline tugas kami sangat singkat, tapi Alhamdulillah pengelola sangat kooperatif meski kami datang mendadak. Semoga hasil observasi ini bisa menjadi referensi bahwa wakaf produktif berbasis ternak lokal benar-benar efektif untuk pemberdayaan ekonomi umat di Kudus,” pungkasnya.
Sampai berita ini diturunkan, ketiga mahasiswa masih berjanji akan mengirimkan dokumentasi foto kunjungan kepada pengelola Banana Garden sebagai kenang-kenangan. ( Rmd Taufiq – untuk Indonesia)












