Jurnaljatengdiynrws.com .Ungaran, 19 Januari 2025 — Ratusan penggiat ketahanan pangan dari berbagai wilayah Jawa Tengah dan DIY berkumpul dalam acara sosialisasi yang diselenggarakan oleh Crew 8. Acara yang digelar di Ungaran ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi lintas lembaga, dinas terkait, dan kelompok tani untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Dalam acara ini, Forum Kader Bela Negara (FKBN) dari Kudus dan Kulon Progo turut hadir. Sri Hartini, Kepala Badan Koordinator Daerah FKBN Kudus, menegaskan pentingnya sinergi antara FKBN dan para pelaku ketahanan pangan. “Partisipasi kami bertujuan memperkuat kerja sama strategis demi ketahanan pangan nasional menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Asep Susilo A.S., Kepala Badan Koordinator Daerah FKBN Kulon Progo, juga hadir dan memberikan apresiasi atas langkah Crew 8 dalam mendorong inovasi di sektor pangan. Ia menyampaikan, “Kegiatan ini sangat relevan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kemandirian pangan.”
Pemaparan Ketum Crew 8: Inovasi dan Demplot Pupuk Organik
Ketua Umum Crew 8, Kolonel (Purn) Catur Puji Santoso, dalam sosialisasinya menyoroti pentingnya inovasi dan penggunaan teknologi modern di sektor pertanian. Ia menjelaskan bahwa Crew 8 akan memulai program demplot (demonstration plot) penggunaan pupuk organik di Jawa Tengah sebagai proyek percontohan. “Antusiasme masyarakat Jawa Tengah dalam menyambut program ini sangat besar. Kami optimis program ini akan memberikan dampak nyata bagi petani,” ujar Catur.
Fatih, SE, Sekretaris Crew 8 Jawa Tengah, menambahkan bahwa pupuk organik memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian. “Kami ingin Jawa Tengah menjadi contoh bagi daerah lain, sehingga ketahanan pangan tercapai tanpa perlu bergantung pada impor,” katanya.
Fatih juga memaparkan enam pilar utama pengelolaan sektor pangan, yakni:
1. Produksi
2Penetapan Harga
3. Distribusi
4. Pemasaran
5. Pengemasan
6. Periklanan
Teknologi modern, seperti penggunaan drone untuk penyemprotan tanaman dan digitalisasi dalam pemasaran, dinilai dapat meningkatkan efisiensi kerja petani sekaligus memperluas pasar hasil pertanian.
Komitmen Bersama untuk Kesejahteraan Petani
Sosialisasi ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang melibatkan para peserta dari berbagai wilayah. Peserta berbagi pengalaman dan kendala yang dihadapi, sekaligus memberikan masukan terkait pengelolaan sektor pangan.
Diharapkan, program-program yang dirancang Crew 8 dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui kestabilan harga hasil pertanian, kemandirian produksi, dan pengelolaan distribusi yang lebih baik.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama antara Ketum Crew 8, delegasi FKBN Kudus, FKBN Kulon Progo, dan peserta lainnya. Hal ini menegaskan semangat kolaborasi dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.