Jurnaljatengdiynews.com- Sukoharjo, 12 November 2025 — Dalam upaya menanamkan nilai sejarah dan keteladanan kepada keluarga, Doktor Carto mengajak anak-anak serta cucu-cucunya melakukan ziarah edukatif ke Astana Giri Bangun, makam tokoh bangsa tempat dimakamkannya Presiden H. M. Soeharto dan Ibu Hj. Tien Soeharto.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 12 November 2025 ini bukan sekadar kunjungan, tetapi juga menjadi sarana pendidikan keluarga tentang sejarah, perjuangan, dan keteladanan para pendahulu bangsa.
“Anak dan cucu perlu tahu bahwa Indonesia berdiri di atas perjuangan panjang dan pengorbanan orang-orang besar. Dari mereka kita belajar arti tanggung jawab dan keikhlasan dalam mengabdi,” tutur Doktor Carto di sela kegiatan.
Dalam kesempatan tersebut, keluarga diajak berdoa bersama, mendengarkan kisah perjuangan tokoh yang dimakamkan di kompleks tersebut, serta mendiskusikan makna ziarah.
Doktor Carto menegaskan bahwa ziarah bukan sekadar tradisi, melainkan sarana pendidikan moral dan spiritual bagi keluarga lintas generasi.
Beliau juga menyampaikan beberapa falsafah penting dari kegiatan ziarah ke makam para tokoh, antara lain:
1. 🌿 Mengingat kematian dan kefanaan diri, agar hidup dijalani dengan penuh makna.
2. 🌺 Mengambil teladan dari perjuangan tokoh, menumbuhkan keikhlasan, keberanian, dan kesederhanaan.
3. 🌤 Menyambung silaturahmi spiritual, dengan mendoakan pendahulu dan mengambil berkah dari nilai amal mereka.
4. 🌾 Melatih kerendahan hati, menyadarkan manusia bahwa semua akan kembali pada tanah.
5. 🔥 Menghidupkan semangat perjuangan, agar generasi muda mewarisi semangat pengabdian bagi bangsa.
6. 🌙 Menyadarkan pentingnya meninggalkan jejak manfaat, karena hidup yang berarti adalah hidup yang memberi.
Selain menanamkan nilai sejarah, Doktor Carto juga memberikan pesan akidah yang kuat kepada cucu-cucunya.
“Ketika kita berziarah, wajib memohon doa kepada Allah Swt. Semoga Bapak H. Soeharto bersama Ibu Hj. Tien Soeharto dilapangkan kuburnya, dijauhkan dari siksa kubur, dan kelak dimasukkan ke dalam surga karena kasih sayang Allah Swt. Jangan sekali-kali meminta kepada yang sudah wafat, karena doa hanya dipanjatkan kepada Allah semata,” pesan Doktor Carto penuh kebijaksanaan.
Ziarah edukatif ini diakhiri dengan refleksi keluarga di pelataran Astana Giri Bangun.
Doktor Carto berharap kegiatan seperti ini dapat rutin dilakukan sebagai bagian dari pendidikan karakter dan spiritual lintas generasi, agar nilai perjuangan, cinta tanah air, dan keteguhan iman tetap hidup di hati anak-cucu.
“Foto dan tulisan ini semoga jadi pengingat dan inspirasi bagi keluarga kita, semoga Allah Swt yang membalas segala niat baiknya,” tutup beliau dengan penuh syukur. (Rochmad Taufiq- untuk Indonesia)












