Thursday, November 13, 2025
Jurnal Jateng DIY
  • Media Berita Jawa Tengah – Yogyakarta
  • Berita
  • Politik
  • Bisnis
  • Budaya
  • Gaya hidup
  • Sosial
  • Pendidikan
  • Kesehatan
No Result
View All Result
  • Media Berita Jawa Tengah – Yogyakarta
  • Berita
  • Politik
  • Bisnis
  • Budaya
  • Gaya hidup
  • Sosial
  • Pendidikan
  • Kesehatan
No Result
View All Result
Jurnal Jateng DIY
Home Bisnis

Museum Gusjigang : Mengabarkan Kudus Pada Dunia Internasional

Admin by Admin
May 27, 2024
in Bisnis, Budaya
A A
0
48
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

“Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang”
(Suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu
berasal dari usaha pembuatan jenang)
— Sunan Kudus

Jurnaljatengdiynews.com, Kudus-Menginjakkan kaki pertama kali di parkiran Museum Gusjigang Mubarok Food saya cukup terkesima. Awalnya agak merasa aneh dengan nama yang dipilih: GUSJIGANG. Pikiran saya menerawang kemana-mana. Apakah ini berkaitan dengan panggilan ‘Gus’ yang biasa disematkan kepada putra-putra kiyai, seperti Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) atau Gus Mus (Mustofa Bisri)? Apakah juga karena pendiri museum, CEO Mubarok Fod saat ini, Muhammad Hilmy, digelari Gus?

Saya membiarkan berbagai pertanyaan itu mengendap di benak saya. Sambil mulai melangkah masuk ke dalam gedung, saya melihat berbagai etalase panganan jenang di lantai dasar, hasil produksi PT. Makanan Mubarok. Kuliner khas Kudus yang terbuat dari tepung, garam, santan kelapa, dan dipadukan dengan gula jawa itu, memang telah menjadi semacam oleh-oleh wajib jika berkunjung ke kota Kudus. Bahkan kini telah memperkaya citarasanya dengan berbagai rasa, mulai dari jenang cokelat, durian, hingga jenang bakpia.

Tak lama kemudian saya pun naik ke lantai dua, ke ruangan museum. Saya menjawab seribu bahasa. Miniatur Menara Kudus terpajang di sana, seolah-olah menyampaikan salam ‘selamat datang’, sambil menyiratkan sebuah obsesi: Inilah miniatur dari Kota Kudus. Jika Anda ingin tahu dan mengenal Kota Kudus, sejarahnya, pernak-perniknya, datanglah ke museum ini.

Berita Terkait

Tiga Jam Tanpa HP, Seribu Tawa di Lereng Sumbing. Spirit from Passion to Action di Lereng Sumbing

Malam Tasyakuran Warga RT 03/RW 01 Mlati Kidul Kudus Meriah, Kreatif, dan Penuh Canda

Load More

Maa sya’a Allah. Dahsyat. Saya hanya bisa berdecak kagum dengan kreatifitas penggagas dan sang pembangun museum ini.

Ruang demi ruang saya masuki, mulai dari ruang kaligrafi, puisi, dan biografi tokoh penyebar agama Islam di Kudus, seperti Sunan Kudus, Sunan Muria, juga foto tokoh-tokoh penggerak ekonomi Kudus, seperti bapak rokok kretek Kudus, Nitisemito atau Sosro Kartono.

Makin penasaran, saya masuki ruangan lain. Ada spot foto replika tentang usaha dan perdagangan, seperti membuat jenang, membuat rokok. Ada pula spot seni ukir. Ruangan berikutnya, Ruang Trilogi Ukhuwah yang menampilkan foto dan riwayat singkat tokoh pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari, dan Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan.

Ada juga ruangan galeri Al-Qur’an dan Asmaul Husna, yang menampilkan sebuah Quran besar yang dikelilingi oleh tujuh Al-Qur’an kuno. Ketujuh Al-Qur’an tersebut adalah Al-Qur’an Tua daun lontar, Al-Qur’an kulit sapi, Al-Qur’an mini Istanbul Turki, Al-Qur’an sampul pintu Kakbah, Al-Qur’an kertas kuno , Al-Qur’an surau kuno dan Al-Qur’an pesantren kuno.

Di ruangan Replika Kudus Tempo Doeloe ditampilkan omah kapal, rumah kembar, stasiun kereta Kudus, dan patung tokoh Nitisemito pengusaha rokok asal Kudus.

Saya nafas menarik sejak dan memahami makna Gusjigang yang tanda tanyanya menari-nari sedari tadi di otak, dan mendapat jawaban yang menakjubkan. Bahwa Gusjigang itu ternyata adalah akronim dari baGUS akhlaknya (spiritual), pintar mengaJI (intelektual), dan pandai berdaGANG (enterpreneurship).

Membangun museum bagi sebuah perusahaan swasta, seperti Mubarok Food Citra Delicia, tentu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Berbeda dengan lembaga pemerintahan yang tinggal menanggok dananya dari APBN atau APBD. Ada upaya lebih yang harus disiapkan.

Saya membayangkan bagaimana kegelisahan kreatif seorang penerus gerasi ketiga Jenang Kudus Mubarok, M. Hilmy, dari proses awal mengonsep secara detail hingga museum itu benar-benar bisa direalisasikan dan berdiri anggun. Pastinya memusingkan!

Museum ini adalah simbol kegelisahan tersebut, bahwa ia merasa perlu membangun sebuah cermin sejarah bagi dirinya, keluarga, juga masyarakat Kudus. Tujuannya sederhana, bahwa sejarah bukanlah langkah untuk melangkah menuju masa depan.

Pengorbanan membangun Museum Gusjigang ini mungkin ibarat mengenang Sunan Kudus, Syaikh Ja’far Shodiq, saat awal-awal berdakwah di wilayah Kudus. Masyarakat Kudus yang kala itu mayoritas beragama Hindu sangat berpantangan menyembelih sapi. Sebab, bagi merekahewan adalah sesembahan mereka.

Sambil mengikuti keinginan mereka, yaitu tidak menyembelih sapi, Sunan Kudus pun berkorban, mengimpor alias mendatangkan seekor sapi dari India. Saat kapal pengangkut sapi itu tiba di pelabuhan, masyarakat Kudus penasaran dan berbondong-bondong mendatangi Sunan Kudus. Mereka mengira sapi itu akan disembelih di hadapan mereka.

Pengungkapannya hanya sekedar taktik dakwah. Saat masyarakat berkumpul, Sunan Kudus justru malah bercerita, bahwa dulu ia hampir mati kehausan. Tapi, tak lama kemudian, datanglah seekor sapi. Sunan Kudus pun lalu menyusu dari sapi tersebut, hingga kembali pulih dan segar seperti semula.

Apa makna dakwah ini? Betul bahwa Sunan Kudus saat itu ikut menyetujui larangan menyembelih sapi. Namun, bukan karena sapi merupakan hewan suci, tetapi lebih disebabkan karena sapi memiliki ‘jasa’ kepada beliau sebelumnya. Itulah cara Sunan Kudus mengikis keyakinan masyarakat tentang kesucian seekor sapi, dan mengembalikan cara pandang, bahwa masyarakat sapi tetaplah seekor hewan sebagaimana layaknya hewan lain.

Tak terasa, hari ini Museum Gusjigang genap berusia 7 (tujuh) tahun. Sebuah ‘angka keramat’ dalam dunia spiritual Islam. Sebab, angka 7 (tujuh) melambangkan sifat-sifat Allah yang ‘dititipkan’ kepada manusia, yakni (1) qudrah (kuasa), (2) irodah (kehendak), (3)_ ilmu,_ (4) hayat (hidup) , (5) sama’ (pendengaran), (6) bashar (penglihatan), (7) kalam (berbicara).

Sebuah perjuangan dan pengorbanan pastilah akan menuai hasil, baik jangka pendek, maupun jangka panjang. Museum Gusjigang kini telah menjadi destinasi wisata favorit di wilayah Kudus. Penjualan jenang kudus merek Mubarok, Sinar 33, dan lain-lain produksi PT. Pastilah Mubarok Food akan ikut meningkat, seiring dengan keingin-tahuan masyarakat terhadap sejarah Kota Kudus yang berbagai dioramanya ditampilkan dalam Museum Gusjigang.

Pejuang Tokoh Afrika Selatan, Nelson Mandela, pernah berkata “Selalu terlihat mustahil sampai hal itu selesai.” Ya, suatu hal memang akan terlihat tidak mungkin, sampai kita bisa melakukannya.

Selamat untuk Museum Gusjigang. Teruslah menjadi Pitutur, Pituduh dan Pituungan.

Dengan memberikan informasi yang menarik tentang Gusjigang di Kudus kepada masyarakat Indonesia dan dunia maka akan memberikan inspirasinya bagi generasi z dimanapun bahwa berwirausaha yang dibungkus dengan akhaq dari ajaran ilahi akan melahirkan para pedagang yg Sholeh.. (Taufiq, Untuk Kudus).

Previous Post

Persiapan Shilaturahim , kunjungan guyub Rukun sesama anggota organisasi

Next Post

Pemkab Sleman Kembali Memberangkatkan Calon Jamaah Haji Asal Sleman

RelatedPosts

Tiga Jam Tanpa HP, Seribu Tawa di Lereng Sumbing. Spirit from Passion to Action di Lereng Sumbing
Budaya

Tiga Jam Tanpa HP, Seribu Tawa di Lereng Sumbing. Spirit from Passion to Action di Lereng Sumbing

October 19, 2025
Malam Tasyakuran Warga RT 03/RW 01 Mlati Kidul Kudus Meriah, Kreatif, dan Penuh Canda
Berita

Malam Tasyakuran Warga RT 03/RW 01 Mlati Kidul Kudus Meriah, Kreatif, dan Penuh Canda

August 18, 2025
Peringatan 200 Tahun Perjuangan Pangeran Diponegoro di Kota Magelang: Menyemai Semangat Juang untuk Generasi Bangsa
Berita

Peringatan 200 Tahun Perjuangan Pangeran Diponegoro di Kota Magelang: Menyemai Semangat Juang untuk Generasi Bangsa

July 22, 2025
PCM Salam Gelar Kajian Ahad Pagi, Bahas Ekosistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan
Agama

PCM Salam Gelar Kajian Ahad Pagi, Bahas Ekosistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan

June 8, 2025
Nabung Domba, Mengalirkan Kurban Hingga Pelosok, PCM Bandongan dan Lazismu Magelang Wujudkan Kemandirian Pangan
Agama

Nabung Domba, Mengalirkan Kurban Hingga Pelosok, PCM Bandongan dan Lazismu Magelang Wujudkan Kemandirian Pangan

June 7, 2025
Dialog Budaya Mengenang 148 Tahun Sosrokartono, Menghidupkan Kembali Ajaran Sang Jenius Bangsa
Budaya

Dialog Budaya Mengenang 148 Tahun Sosrokartono, Menghidupkan Kembali Ajaran Sang Jenius Bangsa

April 11, 2025
Next Post
Pemkab Sleman Kembali Memberangkatkan Calon Jamaah Haji Asal Sleman

Pemkab Sleman Kembali Memberangkatkan Calon Jamaah Haji Asal Sleman

RECOMMENDED NEWS

Menggali Hikmah dari Peternakan Domba dan Perkebunan di Mijen Demak milik seorang santri di Mijen Demak

Menggali Hikmah dari Peternakan Domba dan Perkebunan di Mijen Demak milik seorang santri di Mijen Demak

1 year ago
Monev Penanggulangan Kemiskinan di Margokaton Seyegan, Danang Sebut Pentingnya Pendidikan Guna Berantas Kemiskinan

Monev Penanggulangan Kemiskinan di Margokaton Seyegan, Danang Sebut Pentingnya Pendidikan Guna Berantas Kemiskinan

8 months ago
Sosialisasi Pengumpulan Dana dan Barang di Banjarnegara: Memperkuat Fondasi Kesejahteraan Sosial

Sosialisasi Pengumpulan Dana dan Barang di Banjarnegara: Memperkuat Fondasi Kesejahteraan Sosial

1 year ago
Dukung Pemberdayaan Anak Berkebutuhan Khusus, Danang Buka Program Advokasi Pendidikan Khusus

Dukung Pemberdayaan Anak Berkebutuhan Khusus, Danang Buka Program Advokasi Pendidikan Khusus

1 year ago

FOLLOW US

BROWSE BY CATEGORIES

  • Agama
  • Berita
  • Bisnis
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Gaya hidup
  • Hiburan
  • Informasi
  • Kajian pertanian ekosistem
  • Keamanan
  • Kebersihan
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pembangunan
  • Pemberdayaan
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Politik
  • Sosial
  • Teknologi dan Sains
  • Uncategorized

BROWSE BY TOPICS

3 April 2024 anak yatim dhuafa bahan pokok batik Bupati Sleman debat Cawapres Dedeh K. Ekosistem Bisnis Lokal fakir miskin Forkom UMKM Sleman gotong royong HIPMI Peduli Sleman Indonesia Emas 2045 inspirasi Joko Suwanto Kabupaten Sleman. kebutuhan kepedulian sosial kerja keras Kerjasama Strategis Kesejahteraan Masyarakat kolaborasi Kustini Sri Purnomo masyarakat paket sembako pembangunan berkelanjutan Pemberdayaan UMKM Pendidikan Pendidikan Politik peran kader permintaan tinggi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif podium Polres Magelang Kota Putra Agil Pamungkas Rumah Dinas Bupati Sleman S. Suseno sambutan silaturahmi sinergi sleman Sosial spanduk tanggung jawab sosial wanita berhijab
Jurnal Jateng DIY

Follow us on social media:

Recent News

  • Mahasiswi UIN Kudus Lakukan Kunjungan Observasi ke Yayasan Sosial Bakti Pertiwi Kudus
  • Dr. Carto, Dari Pendopo Kudus ke Kampus, Mengabdi Tanpa Henti di Hari Pahlawan
  • Belajar dari Rumah, Menanam Harapan Webinar Nasional “Strategi Urban Integrated Farming untuk Kemandirian Pangan dan Sosial”

Category

Recent News

Mahasiswi UIN Kudus Lakukan Kunjungan Observasi ke Yayasan Sosial Bakti Pertiwi Kudus

Mahasiswi UIN Kudus Lakukan Kunjungan Observasi ke Yayasan Sosial Bakti Pertiwi Kudus

November 11, 2025
Dr. Carto, Dari Pendopo Kudus ke Kampus, Mengabdi Tanpa Henti di Hari Pahlawan

Dr. Carto, Dari Pendopo Kudus ke Kampus, Mengabdi Tanpa Henti di Hari Pahlawan

November 10, 2025
  • Media Berita Jawa Tengah – Yogyakarta
  • Berita
  • Informasi

© 2024 Jurnal Jateng DIY - All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Kategori Berita
    • Politik
    • Berita
    • Bisnis
    • Budaya
    • Olahraga
    • Gaya hidup
    • Sosial

© 2024 Jurnal Jateng DIY - All right reserved