Jurnaljatengdiynews.com. Jogjakarta. Sebuah diskusi virtual yang diadakan melalui Zoom pada pukul 19.15 hingga 21.30 Kamis 25/04/24 membawa kabar baik bagi para petani cabe jamu di Indonesia. Dipimpin oleh Dr. Nurul, seorang pakar psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), acara tersebut mengundang alumni UGM dan para pecinta cabe jamu untuk mengeksplorasi peluang menembus pasar internasional. Cabe jamu, dikenal unik karena rasa dan khasiatnya, saat ini berharga cabe jamu Rp 60.000 per kilogram untuk yang kering dan Rp 15.000 per kilogram untuk yang basah, menunjukkan potensi besar dalam niaga global.
Diskusi tersebut tidak hanya membahas potensi ekspor, tetapi juga tantangan dalam budidaya dan distribusi, serta strategi untuk memenuhi standar internasional.
Keunikan cabe jamu dan nilai ekonomisnya yang tinggi menjadi fokus utama, dimana para peserta mendiskusikan cara meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri.
Sehari setelah diskusi virtual, pertemuan tatap muka diadakan di sebuah restoran ternama di Yogyakarta. Dihadiri oleh Dr. Nurul, dan Fajar, seorang penggiat sosial dan peduli sosial, dan beberapa alumni UGM seperti mbak Tien, Andi, Agus, Amin, dan Thoriq, pertemuan ini bertujuan untuk membentuk sebuah komunitas petani dan pedagang cabe jamu di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini menggambarkan komitmen kuat untuk mewujudkan kebersamaan dan sinergi dalam menghadapi tantangan pasar.
Pada pertemuan tersebut, terungkap bahwa kebutuhan pasar internasional mencapai 150 ton per bulan, dengan pasar potensial meliputi Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis. Ini menandai peluang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi regional dan menawarkan kesempatan untuk memajukan pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Diskusi juga menyentuh tentang pembentukan strategi distribusi yang efisien dan pengembangan komunitas yang dapat mendukung kebutuhan anggotanya melalui pelatihan dan sumber daya bersama.
Forum ini menjadi langkah penting dalam upaya mempromosikan cabe jamu sebagai komoditas ekspor Indonesia yang berpotensi besar. Melalui diskusi terbuka dan kolaboratif, para peserta berharap untuk memperkuat jaringan antar petani dan meningkatkan visibilitas internasional cabe jamu, sembari menjawab tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat terutama alumni UGM.
Acara ini juga bertujuan untuk mendukung perluasan pasar yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga secara sosial dan lingkungan, mempromosikan keberlanjutan dalam praktik pertanian dan memberikan pengaruh positif terhadap penghidupan petani lokal dan masyarakat sekitar.
(Mad utk Indonesia)