Jurnaljatengdiynews.com- 29/11/25- Kudus — Kegiatan integrated farming kembali digaungkan oleh para alumnus BSM Plat K di meteng room resto bon jati, dan praktek di Kebun Literasi Alam Banana Garden, Kudus. Program ini dikoordinir oleh Kelompok Tani Paguyuban Petani Persaudaraan Pati Raya, yang kini semakin aktif mengembangkan konsep pertanian terpadu berbasis kemandirian pangan, pupuk, dan pakan.
Dalam kesempatan tersebut, para petani menegaskan bahwa tantangan terbesar dalam budidaya tanaman adalah ketersediaan pupuk lengkap. Para peserta menyampaikan bahwa pupuk horti, orea cair, KCL, NPK, insektisida, fungisida, dan nutrisi tanaman lain menjadi kebutuhan wajib agar produktivitas tetap optimal. Tanpa pemenuhan kebutuhan dasar ini, hasil panen sulit mencapai kualitas yang diharapkan.
*Materi Penting Bidang Peternakan*
Selain fokus pada pertanian, kegiatan ini juga menyoroti sektor peternakan—baik sapi, kambing, ayam maupun entok—di mana faktor permakanan menjadi aspek paling vital. Materi inilah yang disampaikan oleh Kang Taufiq dan Mr. Zireng dalam workshop yang digelar di Resto Kebon Jati, milik Profesor Ihsan, seorang kiai sekaligus Wakil Rektor UIN dan Pengasuh Pondok Qudsiyah Kudus, berlokasi di Songocandi, Kudus.
Workshop ini dihadiri oleh puluhan pegiat pertanian dan sosial se-Pati Raya di bawah naungan Koperasi Kita Jaya. Suasana diskusi berlangsung dinamis dan terbuka, dengan fokus pada penyelesaian masalah—khususnya solusi produksi pakan murah meriah berbasis bahan baku lokal.
*Pakan Murah, Berkualitas, dan Mudah Dibuat*
Para peserta mempraktikkan langsung pembuatan pakan ayam organik racikan sendiri yang tinggi nutrisi namun tetap murah. Kang Taufiq menegaskan bahwa,
“Bila pakan unggas masih di bawah harga Rp3.000 per kg, insya Allah petani masih bisa untung. Tapi kalau harga pakan sudah di atas Rp.3.000, untungnya sangat tipis bahkan bisa tidak untung sama sekali,” tegasnya.
Selain pakan, Kang Taufiq memaparkan bahwa kuteja, kunir, temu, dan jahe fermentasi merupakan solusi herbal yang sangat baik untuk menjaga kesehatan ayam. Ramuan ini mudah dibuat dan ekonomis.
*Solusi Kandang Tidak Bau dan Kotoran Langsung Jadi Pupuk*
Materi lain yang sangat diminati adalah teknik liter, solusi bagi peternak di lingkungan padat penduduk agar kandang tetap bersih dan bebas bau. Liter dibuat dari campuran:
Kohe sapi
Kohe kambing
Sekam
Campuran ini digunakan sebagai alas lantai kandang. Selain menghilangkan bau, bahan-bahan tersebut akan tercampur dan difermentasi secara alami oleh aktivitas ayam, sehingga langsung menjadi pupuk organik siap pakai dan pakan alami karena muncul vitamin b di situ.
*Hitungan meracik Pakan 100 kg, Hanya Rp2.450 per Kgnya*
Salah satu sesi yang paling ditunggu adalah perhitungan biaya pembuatan pakan ayam 100 kg:
🔹 Rincian Biaya Bahan
Singkong 10 kg → Rp15.000
Daun singkong 10 kg → Rp10.000
Jagung giling 10 kg → Rp80.000
Azolla 50 kg → Rp50.000
Dedak 20 kg → Rp80.000
Boster vitamin → Rp10.000
➡ Total biaya, Rp245.000
➡ Total pakan: 100 kg
➡ Bila dihitung Harga per kg: Rp.2.450
Dengan harga yang sangat murah ini, peternak memiliki peluang besar untuk meningkatkan margin keuntungan, terlebih bila bahan baku seperti singkong, daun singkong, dan azolla dapat dibudidayakan sendiri.
*Menuju Kemandirian Pangan dan Pakan*
Workshop ini menjadi langkah nyata Paguyuban Petani Persaudaraan Pati Raya untuk mendorong kemandirian petani, baik dalam pupuk maupun pakan. Dengan konsep integrated farming, para petani tidak hanya menanam, tetapi juga beternak dan mengelola limbah menjadi pupuk kembali—sehingga tercipta siklus usaha tani yang saling menguatkan.
Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk memperluas gerakan pertanian terpadu, menjadikan Kudus dan Pati Raya sebagai model kawasan pertanian modern yang mandiri, kreatif, dan produktif. (Rmd-Taufiq untuk Indonesia)













