Jurnaljatengdiynews.com. Puncak Merapi, Yogyakarta – Sebuah perkumpulan petani yang dikenal dengan nama Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) telah muncul sebagai harapan baru bagi para petani di lereng Gunung Merapi. Perkumpulan ini lahir dari keprihatinan bersama para petani yang selama ini sering kali menjadi korban manipulasi harga dari tengkulak.
Perjalanan berawal dari titik kumpul di Tikum, Cangkringan, Pakem, di mana para petani secara sukarela bergabung untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. “Kami merasa terpinggirkan, namun Alhamdulillah kini ada PPHPM yang menjaga kepentingan kami,” ungkap salah seorang anggota PPHPM.
Manajemen perkumpulan ini dikelola dengan baik, dibuktikan dengan adanya pembangunan gedung dan gudang sendiri di lokasi tersebut. Bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan besar, termasuk Bang Indonesia, turut memperkuat infrastruktur PPHPM.
“Kami tidak hanya sekadar mengeluh, tapi kami beraksi,” tambah seorang petani yang senang dengan perkembangan ini. Koperasi agro Kagama juga telah mengunjungi lokasi PPHPM di Jalan Palagan Km 15, Kandangan, Purwobinangun, Sleman, sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi.
Salah satu keberhasilan PPHPM adalah pengurangan ketergantungan pada tengkulak. “Kami bisa menjual hasil panen langsung dengan harga yang adil dan menguntungkan,” jelas maniso ketua paguyuban dan juga praktisi petani. “Kami merasa aman dan tidak lagi terjebak dalam permainan harga yang tidak menguntungkan.”
Para petani mengaku bahwa meskipun margin keuntungan yang mereka peroleh relatif kecil, namun hasilnya lancar dan berkelanjutan. “Hari ini kami panen, hari ini juga bisa terjual tanpa perantara,” cerita salah seorang petani dengan senyum di wajahnya.
Dengan semangat seperti ini, PPHPM terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani di daerah lereng Gunung Merapi. Mereka berharap dapat memberikan inspirasi dan menjadi contoh bagi perkumpulan petani lainnya di seluruh Indonesia dalam mengatasi tantangan yang serupa. (Rochmad untuk jogjakarta)