Jurnaljatenhdiynews.com. Magelang -Sore itu 17/11/24, suasana Pondok Cahaya Semesta Salam dipenuhi udara segar setelah hujan deras yang membasahi seluruh area. Gemericik air di selokan kecil masih terdengar samar, menciptakan ketenangan. Meskipun tanah masih basah dan sedikit berlumpur, semangat para santri tidak surut. Dengan membawa Al-Qur’an mereka menuju aula pondok, siap untuk mengikuti pelajaran ngaji Tahfiz.
Namun, ada yang berbeda di sore itu. Selain belajar Tahfiz, para santri juga mendapatkan bimbingan belajar berpantun ria. Ustadz Taufiq, salah satu pembimbing pondok, berdiri di depan kelas dengan senyumnya yang penuh semangat.
“Anak-anak, hari ini kita belajar menggunakan seni berbahasa. Melalui pantun, kita bisa mengungkapkan doa, semangat, bahkan cita-cita. Yuk, siapa mau mencoba dulu?” ajaknya.
Sahla, seorang santri perempuan kelas enam MI yang dikenal berprestasi, segera mengangkat tangan. Dengan suara jernih, ia melantunkan pantun:
Petik melati dipagi hari harum semerbak sampai ketaman
Ngaji bersama ikhlas di hati
Ilmu didapat, hidup pun aman.
Burung merpati terbang tinggi
Hinggap sebentar dipohon bambu
Mari santri terus mengaji
Agar menjalani hidup dengan ilmu
Tepuk tangan menggema di aula, menambah semangat para santri lainnya.
Selain pelajaran pantun, Ustaz Taufiq juga memberikan motivasi tentang pentingnya menabung untuk masa depan. Namun, metode menabung di pondok ini cukup unik. Mereka tidak hanya diajarkan menabung uang, melainkan juga menabung dengan menanam pohon pisang.
“Anak-anak, satu pohon pisang kepok tanjung yang kalian tanam hari ini akan menjadi investasi luar biasa enam tahun ke depan. Dari satu pohon, kalian bisa mendapatkan tunas baru per pohon bisa bertunas hingga 20 tunas, hingga bisa berkembang menjadi 1000 persen. Jadi, kalau kalian mulai sekarang, insyaallah kedepan nanti hasilnya bisa untuk biaya kuliah kalian,” jelas Ustaz Taufiq.
Mendengar itu, Sahla semakin bersemangat. Sebagai santri yang bercita-cita menjadi sarjana hukum, ia melihat peluang besar dari metode nabung pisang ini.
“Saya mau mulai nabung pisang, Ustaz! Bismillah, semoga nanti bisa buat biaya kuliah saya,” katanya penuh tekad.
Ibunya, yang mendengar cerita Sahla tentang program ini, juga sangat mendukung. “Pak Ustaz, dari mana saya bisa dapat bibit pisang kepok tanjung itu?” tanyanya keesokan harinya saat mengunjungi pondok.
“Kami sudah menyiapkan bibit-bibit berkualitas untuk program ini, Bu. Ibu bisa langsung secara bertahap di kebun pondok, atau jika mau lebih banyak, kami juga bisa membimbing bagaimana memilih bibit yang baik,” jawab Ustaz Taufiq.
Dengan penuh semangat, Sahla dan ibunya pulang membawa bibit pisang kepok tanjung. Mereka percaya, program ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan finansial masa depan, tetapi juga melatih tanggung jawab dan keuletan Sahla sebagai calon sarjana yang berprestasi.
Pondok Cahaya Semesta Salam terus menjadi tempat tumbuhnya harapan, doa, dan kreativitas bagi para santri. Melalui kegiatan seperti ngaji Tahfiz, belajar seni pantun, dan menabung pisang, mereka dibekali ilmu dunia dan akhirat untuk menghadapi masa depan. (Rochmad Taufik)