Jurnaljatengdiynews.com.-Kudus, 10 Desember 2024 – Sebanyak 17 guru dan sejumlah siswa dari MI Ma’arif Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, mengadakan kunjungan ke Banana Garden (Kebun Gedang) di Kudus. Dipimpin oleh Ustadzah Komariah, alumnus IAIN Walisongo Salatiga, rombongan tiba di kebun tersebut pukul 16.00 WIB setelah menyelesaikan kegiatan tadabur alam di makam Sunan Gunung Muria dan Sunan Kudus.
Sesampainya di Banana Garden, rombongan beristirahat sejenak dan menunaikan shalat Asar di musala utama kebun. Suasana semakin akrab ketika mereka disuguhi kopi dan teh kelor gula aren, serta berbagai camilan khas berbahan dasar pisang, seperti gethuk pisang, bolen pisang, dan pisang rebus—semua merupakan produk unggulan Banana Garden.
Dalam sesi diskusi santai, rombongan bertemu dengan Rochmad Taufik, seorang penggiat literasi alam yang memperkenalkan konsep “Nabung Pisang.” Dalam penjelasannya, Rochmad Taufik menyampaikan bahwa menanam pohon pisang adalah investasi alami yang keuntungannya berlipat ganda dari tahun ke tahun.
“Nabung pohon pisang itu seperti tabungan dengan bunga yang langsung dibantu langit. Misalnya, satu pohon bisa tumbuh menjadi sepuluh pohon dalam setahun. Lalu tahun berikutnya, dari sepuluh pohon menjadi seratus, dan terus berlipat hingga ribuan. Ini cara nyata melestarikan lingkungan sekaligus mendukung ketahanan pangan,” ungkap Rochmad Taufik.
Penjelasan ini membuat para guru antusias. Mereka bahkan berkomitmen untuk mencoba konsep nabung pisang di lingkungan sekolah mereka. “Kami sangat terinspirasi. Ini ide luar biasa untuk dimasukkan ke dalam kurikulum muatan lokal kami,” ujar Ustadzah Komariah.
Kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan peserta tentang konsep literasi alam tetapi juga memberi pandangan baru tentang bagaimana melibatkan siswa dalam kegiatan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan komunitas.
Kunjungan tersebut ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh ustadz H Koestiyanto dan foto kenang-kenangan di tengah hamparan pohon pisang di Banana Garden. “Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menjalin kolaborasi antara lembaga pendidikan dan kampus literasi alam seperti Banana Garden. Semoga membawa manfaat jangka panjang bagi para guru dan siswa,” ujar Rochmad Taufik.
Para guru pulang dengan semangat baru untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang berbasis literasi alam di sekolah mereka.(Rochmad Taufik)