Jurnaljatengdiynews com. Kudus , Bale jagong. Di tengah arus zaman yang sering kali menukar kebenaran dengan kenyamanan, kisah seorang perwira muda anak dari Dr. Carto Nuryanto menjadi inspirasi tentang keberanian, kejujuran, dan keimanan yang teguh kepada Allah.
Sebagai seorang ayah, Dr. Carto Nuryanto mendidik anak-anaknya dengan prinsip sederhana namun kuat,
“Jika engkau bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memudahkan segala urusanmu, memberi jalan keluar dari setiap kesulitan, dan mengalirkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.”
Namun, dalam pengamatannya terhadap sang anak yang bernama Bayu, Dr. Carto pernah berkata dengan rendah hati,
“Secara pemahaman agama, anak saya itu biasa-biasa saja. Tapi dalam tindakan dan ucapannya, selalu mengedepankan kebenaran — berani berkata benar walau resikonya berat.”
Keberanian itu terbukti ketika Bayu, yang saat itu masih berpangkat rendah, menyaksikan kebijakan komandannya yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip kebenaran. Tanpa ragu, ia menyampaikan pendapatnya secara jujur dan terbuka — meski tahu resikonya bisa kehilangan jabatan.
Sang ayah sempat menasihati,
“Nak, pangkatmu belum tinggi. Hati-hati kalau bicara.”
Namun dengan tenang sang anak menjawab,
“Apakah kemuliaan Tuhan bisa dialihkan oleh jabatan manusia, Pak?”
Jawaban itu menggugah hati sang ayah. Ia tersadar bahwa keteguhan dan keberanian anaknya lahir bukan semata dari pengetahuan, tetapi dari ketulusan iman dan kejujuran hati.
Kini, sosok perwira muda itu menjadi teladan bahwa keteguhan dalam ketaqwaan melahirkan keberanian sejati — keberanian untuk berkata benar, berbuat adil, dan memegang amanah tanpa takut kehilangan jabatan.
“Di republik ini,” ujar Rochmad Taufiq sahabat Dr carto menutup kisahnya, “kita butuh sosok pemimpin yang lahir dari keberanian bersikap dan bertindak benar — bukan dari kepintaran yang pandai menyesuaikan diri.”
Kisah ini mengingatkan kita bahwa keteguhan iman tak selalu diukur dari banyaknya teori, tetapi dari konsistensi menegakkan kebenaran di tengah tekanan. Sebab, dari keberanian yang jujur, lahir pemimpin-pemimpin yang diberkahi Allah.( Rochmad Taufiq)