Jurnajatengnewsdiy.com- Magelang – Salam, 16 Mei 2025 – Pada Jumat Berkah yang penuh semangat ini, para pengurus CSJ Peduli bersama generasi milenial dan para santri binaan Pondok Tahfidz Cahaya Semesta Salam memulai langkah besar dalam membangun ekosistem pertanian terpadu berkelanjutan dengan konsep zero cost.
Kegiatan ini diawali dengan persiapan lahan yang akan menjadi basis sistem pertanian, perikanan, dan peternakan yang saling bersinergi. Program ini merupakan kelanjutan dari pembinaan intensif yang telah dimulai beberapa bulan sebelumnya, di mana para santri secara rutin dikenalkan dan dilatih mengenai konsep pertanian modern berbasis simbiosis mutualisme.
Komoditas unggulan yang ditanam meliputi:
Jagung lokal (jagung Madura) sebagai bahan pangan sekaligus pakan ternak
Bayam dan kangkung, selain untuk konsumsi juga sebagai pakan hijauan
Waluh sebagai sayuran dan stok pakan ternak
Kelor dan ketela pohon sebagai pagar hidup sekaligus pakan alami
Untuk sektor peternakan, program ini melibatkan:
Ayam kampung sebagai sumber pangan dan pupuk organik
Ikan dan itik, yang kotorannya akan dimanfaatkan sebagai pupuk cair dan padat
Domba, dengan pola pengembangbiakan eksponensial, diberi pakan hasil pertanian sendiri seperti tebon dan limbah hijau
Konsep ini dirancang agar seluruh komponen saling menunjang, menciptakan ekosistem zero waste dan zero cost: tidak ada yang terbuang, semuanya menjadi sumber daya. Jagung memberi makan ayam, ayam memberi pupuk untuk tanaman, tanaman memberi makan domba, domba memberi pupuk dan nilai jual — semua berputar dalam lingkaran produktif yang mandiri dan berkelanjutan.
Melalui pendekatan ini, diharapkan para santri milenial tak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga terampil, mandiri, dan visioner dalam dunia pertanian. CSJ Peduli optimis bahwa inisiatif ini akan menjadi model inspiratif bagi kawasan lain dalam membangun ketahanan pangan berbasis pesantren.
“Semoga dengan keberkahan Jumat ini, langkah kecil ini akan tumbuh menjadi gerakan besar yang menguatkan ekonomi umat dari akar rumput,” ujar Rochmad Taufiq, salah satu penggerak utama kegiatan. (Rochmad Taufik)
–