Jurnaljatengdiynew.com- Kudus, 10 April 2025 — Paseban Makam Sedo Mukti, Kaliputu, Kudus menjadi saksi hangatnya semangat kebangsaan dalam kegiatan Dialog Budaya memperingati 148 tahun kelahiran Drs. R.M.P. Sosrokartono, seorang tokoh legendaris kebanggaan Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai komunitas pecinta budaya, guru, seniman, dan pegiat literasi dari Kudus, Pati, Jepara, dan sekitarnya.
Dengan tajuk “RMP Sosrokartono: Ajaran dan Relevansinya dalam Pembangunan Jati Diri Bangsa”, dialog ini menghadirkan dua narasumber utama: Anang Susetya (penulis buku Om Sos: Seorang Intelektualis, Nasionalis dan Spiritualis) serta Hadi Priyanto (penulis buku Drs. RMP Sosrokartono, Biografi dan Ajaran-ajarannya). Dialog dipandu oleh moderator Wienarto.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Mutrikah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai dialog semacam ini sangat penting untuk membangun kesadaran kolektif akan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari tokoh-tokoh bangsa.
Anang Susetya menyampaikan, banyak ajaran Sosrokartono yang masih sangat relevan untuk menjawab krisis jati diri bangsa saat ini. “Sayangnya, ajaran-ajaran beliau mulai dilupakan dan ditinggalkan. Padahal, Sosrokartono telah menempatkan dirinya sebagai pribadi unggul yang menginspirasi, bahkan menjadi wartawan Eropa dan menguasai 39 bahasa dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Hadi Priyanto menekankan peran Sosrokartono dalam dunia pergerakan bangsa, baik semasa di Eropa maupun setelah kembali ke tanah air. Sebagai kakak kandung dari R.A. Kartini, kontribusi Sosrokartono kerap terabaikan dalam diskursus sejarah kebangsaan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Kartini Indonesia bekerja sama dengan Sesetya Jaya Lestari Menado, dengan harapan mampu menyumbang pemikiran bagi pembangunan karakter bangsa yang lebih kokoh dan berbudi luhur. Peserta yang hadir juga mendapatkan fasilitas berupa ilmu, nasi box, snack, e-sertifikat, dan jaringan relasi budaya yang kuat.
Sebagai bentuk penghormatan dan kontemplasi, kegiatan ini bukan sekadar peringatan kelahiran tokoh, namun juga upaya menggali kembali nilai-nilai luhur yang diwariskan Sosrokartono, agar tetap hidup dan memberi arah bagi generasi mendatang. Rochmad Taufik