Jurnaljatengdiynews.com- Kudus, 11 November 2025.. Keceriaan dan semangat tampak jelas di wajah para mahasiswi UIN Kudus saat melakukan kunjungan observasi ke Yayasan Sosial Bakti Pertiwi Krapyak Kudus pada hari Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran lapangan sekaligus ajang silaturahim antara dunia kampus dan lembaga sosial di Kabupaten Kudus.
Para mahasiswi yang datang berasal dari berbagai daerah seperti Purwodadi, Juwana, dan Kudus. Mereka tengah menempuh pendidikan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Islam. Sejak tiba di lokasi, semangat mereka dalam menjelajahi setiap sudut yayasan menggambarkan tekad kuat untuk belajar dan berkarya di bidang sosial kemanusiaan.
Selain berinteraksi dengan pengurus, para mahasiswi juga diajak berkeliling melihat kebun mini “Key Hole Garden” yang berada di belakang kantor yayasan. Di sana, mereka tampak antusias memetik sayur dan cabai segar, bahkan sempat mencicipi buah kersen yang tumbuh di sekitar kebun.
“Rasanya enak seperti markisa,” ujar Tifa, salah satu mahasiswi dengan wajah sumringah.
Canda tawa pun tak terhindarkan ketika Hani berseloroh sambil memetik cabai, “Cabe-nya sudah dapat, tinggal kurang bawangnya, Pak,” ucapnya disambut tawa teman-temannya.
Saat kunjungan berlangsung, para mahasiswi juga berdialog mengenai berbagai kegiatan dan program pemberdayaan di Yayasan Sosial Bakti Pertiwi. Kebetulan, pada kesempatan tersebut hadir Taufiq, salah satu pegiat sosial yang aktif memberikan bimbingan di yayasan. Ia menceritakan tentang gerakan nabung pisang dan nabung ayam sebagai solusi ekonomi baru bagi santri dan lembaga.
Menurut Taufiq, para santri binaan diberikan edukasi untuk berkebun dan beternak dengan konsep “menabung”, yaitu nabung ayam.
“Dengan modal hanya 10 betina dan satu pejantan, dalam tiga tahun bisa berkembang menjadi puluhan ribu ekor,” ungkapnya. “Dan tentu, dengan bantuan langsung dari langit,” tambahnya tersenyum.
Tujuan program nabung ayam ini agar kelak, tiga tahun mendatang, anak-anak yatim binaan yang ingin melanjutkan kuliah dapat memanfaatkan hasil dari ternak ayam tersebut untuk biaya pendidikan mereka.
Awalnya, lokasi pemeliharaan ayam berada di belakang asrama. Namun karena lingkungan sekitar berdekatan dengan rumah penduduk dan kandang belum menggunakan sistem liter dari kohe sapi dan kambing, aroma kotoran ayam masih terasa.
Untuk menjaga kenyamanan warga sekitar, kegiatan nabung ayam kini dipusatkan di lahan Kebun Banana Garden, di barat Balai Jagung milik Ustadz Taufiq, yang juga menjadi tempat pengembangan konsep pertanian dan peternakan terpadu.
Kunjungan singkat ini berlangsung penuh kehangatan. Hendri, salah satu pengurus yayasan, memberikan sambutan ramah disertai nasihat bijak tentang pentingnya kepedulian sosial dan keikhlasan dalam berbuat baik.
“Saya bersyukur bisa diterima dengan baik di sini,” tutur Najwa, salah satu mahasiswi. “Kemarin kami sempat mencoba observasi di yayasan lain, tapi harus izin ke kantor pusat dulu.”
Menjelang waktu Asar, rombongan berpamitan untuk kembali ke kampus dan tempat masing-masing. Mereka berjanji akan melanjutkan kunjungan sesi kedua pada hari Kamis mendatang.
Suasana akrab dan penuh keceriaan yang terjalin selama observasi menjadi bukti bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang belajar teori, tetapi juga tentang menanam kesadaran, menumbuhkan empati, kebersamaan, dan semangat berkarya bagi sesama.
(Rochmad Taufiq)












