Jurnaljatengnews.com. Magelang- Di sebuah desa yang damai, tinggal seorang santri cilik bernama Kayla Almira Putri, putri dari pasangan Muhammad Syarif Imam Fauzi dan Tri Susanti. Kayla, yang baru berusia 10 tahun dan duduk di kelas 4 Madrasan Ibtidaiyah, Losari, dikenal sebagai sosok yang sangat rajin dan sholihah.
Sejak kecil, Kayla sudah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu agama. Ia bertekad untuk menghafal 3 juz Al-Qur’an sebelum lulus kelas 6 hingga ke kelas berikutnya. Di sela-sela waktu belajarnya yang padat, Kaila juga mengisi waktunya dengan berlatih menyanyi. Prestasinya dalam lomba nyanyi, dengan lagu “Kaulah Ibuku,” yang ia menangkan saat kelas 2, membuktikan bakatnya yang luar biasa.
Kayla berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang supir truk yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Meski begitu, Kayla tidak pernah mengeluh dan selalu menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam setiap langkahnya. Ibunya, Tri Susanti, selalu mendukung dan menjadi pendorong semangat terbesar bagi Kayla.
Di sekolah, Kayla dikenal sebagai siswa teladan. Selain rajin belajar, ia juga aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan. Setiap pagi, sebelum berangkat sekolah, Kaila selalu menyempatkan diri untuk berdoa dan membaca Al-Qur’an. Ketekunan dan keikhlasannya membuatnya dicintai oleh teman-teman dan gurunya.
Suatu hari, saat ujian hafalan Al-Qur’an surat surat pendek mendekat, Kaila menghadapi tantangan yang cukup besar. Meski sudah mempersiapkan diri dengan baik, ia merasa sedikit cemas. Namun, dengan doa dan dukungan dari keluarganya, Kaila menghadapi ujian dengan penuh keyakinan. Hasilnya, ia berhasil menyelesaikan hafalannya dengan baik, dia mentarget kan menghafal 3 juz hingga kelas 6.
Prestasi akademik dan spiritual Kayla menjadi inspirasi bagi teman-teman sekelasnya. Ia tidak hanya mengajarkan pentingnya ilmu dan doa, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya bekerja keras dan bersyukur atas setiap kesempatan yang ada.
Kisah Kayla Almira adalah sebuah contoh nyata bagaimana ketekunan dan doa dapat membawa seseorang menuju kesuksesan. Dengan cita-citanya yang tinggi untuk menjadi seorang dokter, Kaila terus berjuang dengan penuh semangat, membuktikan bahwa dengan niat yang tulus dan usaha yang keras, tidak ada yang tidak mungkin. (Taufik untuk Magelang)