Jurnaljatengdiynews.com. Salatiga, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, kegiatan belajar mengajar menjadi lebih fleksibel. Hal ini memungkinkan guru untuk membuat metode pembelajaran yang sesuai dengan minat peserta didik, yang dituangkan dalam modul ajar.
Turrus Diyati, S.Ag., Gr., Guru Pamong PPG Daljab UIN Salatiga, menekankan bahwa mahasiswa FTIK sebagai calon guru harus bisa membuat modul ajar yang merupakan implementasi dari alur tujuan pembelajaran (ATP) yang dikembangkan dari capaian dalam pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.
Hal ini disampaikan pada saat ia menjadi pemateri modul ajar dalam pembekalan Program Pengalaman Lapangan (PLP) UIN Salatiga yang digelar pada Selasa (23/7/2024).
Menurutnya, PLP ini merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja. Dengan melibatkan 685 mahasiswa FTIK UIN Salatiga dari 8 Program Studi, yaitu PAI, PBA, PGMI, PIAUD, TBI, TIPA, TMAT, dan BKPI, penyelenggaraan pembekalan ini menunjukkan betapa pentingnya pengalaman praktik dalam pendidikan tinggi.
PLP, yang dulunya dikenal sebagai Program Pengalaman Lapangan (PPL), memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari dalam konteks nyata, yaitu mengajar di sekolah-sekolah, dengan fokus pada Kurikulum Merdeka.
Acara ini menunjukkan upaya UIN Salatiga untuk menyelaraskan pendidikan dengan tuntutan zaman, yaitu yang melek teknologi, serta mempersiapkan lulusan yang tidak hanya kompeten dalam teori tetapi juga handal dalam praktik.
Materi modul ajar yang terintegrasi dengan Kurikulum Merdeka menjadi salah satu sorotan utama. Hal ini tidak hanya memberikan pengetahuan yang relevan tetapi juga mengasah kreativitas dan keahlian mahasiswa dalam mengajar.
Dengan pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar cara mengajar tetapi juga belajar untuk berinovasi dalam menyampaikan materi pendidikan.
Dari sisi institusi, acara ini mencerminkan komitmen UIN Salatiga dalam menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era digital. Kombinasi antara teori dan praktik yang diberikan dalam pembekalan ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara dunia akademik dan profesional, serta meningkatkan daya saing lulusan di pasar kerja.
Secara keseluruhan, acara ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam mempersiapkan mahasiswa UIN Salatiga untuk menghadapi tantangan dunia kerja.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan relevan, diharapkan mahasiswa dapat keluar dari program ini dengan keterampilan yang solid dan siap menghadapi tantangan dalam karier mereka nanti.
Menurut Turrus Diyati, S.Ag, Gr, “Guru Kurikulum Merdeka tidak boleh klemar-klemer,” artinya harus energik dan berkompetensi pedagogik untuk membedakan antara guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses serta hasil pembelajaran peserta didik.(Turrus Diyati,S.Ag, Gr ,Guru Pamong LPTK UIN Salatiga)